FKBNEWS.COM, BANGKA – Ketua Koperasi Silip Bersatu Desa Silip Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka membantah tudingan bahwa berkurangnya nilai bagi hasil terhadap anggotanya beberapa bulan terakhir karena ada pemotongan oleh pengurus.
Hal tersebut dibantah langsung oleh Amsar selaku ketua Koperasi Silip Bersatu saat di konfirmasi wartawan, Minggu (27/8/23). Amsar mengakui jika memang ada penurunan bagi hasil namun menurutnya anggota tidak mau menerima penjelasan darinya.
” Betul ada penurunan pembagian hasil kepada para anggota dikarenakan produksi buah sawit menurun maka bagi hasil mereka perbulan juga menurun,” kata Amsar melalui pesan SMS.
Amsar mengatakan bahwa bukannya tidak ada penjelasan akan penurunan hasil produksi, akan tetapi mereka tidak mau menerima penjelasan dari kami sehingga ada penolakan dan akan di laksanakan rapat ulang.
” Mereka tidak mau mendengarkan penjelasan dari kami. Kami dari pengurus menunggu keputusan badan pengawas bos. Karena badan pengawaslah yang bisa menentukan kapan rapat akan di laksanakan terimakasih,” katanya.
Sementara bantahan tersebut seperrinya belum bisa di terima oleh salah satu sumber dari anggota koperasi itu sendiri yang meminta namanya tidak di sebutkan. Sumber tersebut mengatakan, bahwa rapat anggota tahun buku 2022 pada bulan juli yang lalu sebenarnya bisa diterima bila pengurus tersebut bisa menjelaskan apa penyebab bagi hasil tersebut menurun drastis.
” Permasalahan itu muncul pada tahun 2023 ini juga. Lantaran penjelasan pada saat rapat tersebut pengurus tidak bisa menjelaskan kenapa bagi hasil tersebut menurun yang cukup drastis. Sejak januari bagi hasil tersebut berkisar 1,8juta perbulannya hingga bulan april.Tiba tiba bulan mei juni anggota mendapatkan 1,2 juta perbulannya, Bulan juli turun lagi menjadi 600 ribu perbulan. Artinya dalam hal ini dugaan kami ada pemotongan sebesar 600 ribu.Oleh sebab itu uang tersebut di kemanakan, Dan di gunakan untuk apa,” tanya sumber anggota sembari kecewa.
Lanjut si sumber bila di hitung dari jumlah anggota sebanyak 345 orang tentu jumlahnya lumayan.
” Bila di hitung dari 345 orang anggota di kali 600 ribu jumlah uang yang di potong Rp.207.000.000 perbulannya untuk satu bulan mei saja, artinya bila di tambah bulan juni,dan bulan juli sudah bisa di bayangkan nilai yang lumayan besar. selama tiga bulan tersebut dugaan kami nilainya hampir milyaran. Kalau kondisi penurunan hasil peroduksi buah menurun apakah secepat itu ada peningkatan pembagian hasil kembali. Sehingga pada bulan agustus menjadi 1,1juta lebih perbulannya penambahan peranggotanya. Nah inikan ada apa tiba tiba perubahan meningkat drastis juga setelah adanya gejolak usai rapat yang di tolak oleh anggota tersebut, Ya dugaan kami selaku anggota artinya ada ketidakberesan, Kembali sesal si sumber.
Selain itu masih dikatakan sumber dari ketiga pengurus tersebut menjawab berbeda beda tentang penurunan bagi hasil kepada anggota tersebut.
” Tiga orang pengurus, Yaitu bendahara, Badan pengawas dan ketua bidang pengawas. Ada yang mengatakan hasil produksi buah menurun, Ada sumbangan untuk masjid, Pengurukan tanah puru untuk jalan. Akan tetapi kuwitansi dan bukti otentik tidak ada. Kalaupun ada sumbangan untuk masjid di berikan kepada siapa yang menerimanya di transfer ke rekening siapa. Begitu pula dengan membuat jalan puru, Lokasinya dimana, Panjangnya berapa dan mana proposalnya. Nah dalam hal ini tidak ada penjelasan yang transparan sehingga terjadilah penolakan hasil dari LPJ RAT pada waktu itu sehingga anggota koperasi menginginkan pengurus koperasi untuk mengundurkan diri dan meminta untuk rapat ulang atau rapat luar biasa,” Beber sumber penuh kecewa saat di temui wartawan di salah satu warkop di Simpang Lumut, Sabtu(26/08/2023).
Sementara SM selaku badan pengawas koperasi sudah di upayakan konfirmasi melalui pesan whatappnya namun hingga berita ini di turunkan belum juga ada tanggapan. Demikian juga pihak pihak yang terkait lain pun dalam upaya konfirmasi.(tami)