Kondisi Perkembangan Terkini Covid-19 dan Penanganannya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

by -
Data Jumlah Komulatif terpapar Covid-19 di Provinsi Kep. Babel, Selasa (14/12/21). Sumber Satgas Covid-19.

FKB News, Bangka Belitung – Situasi dan perkembangan terkini penanganan Covid-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, per Selasa tanggal 14 Desember 2021 terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 2 orang, dengan kumulatif tetap 52.329 orang. Sementara kasus yang dinyatakan sembuh atau selesai menjalani isolasi bertambah sebanyak 4 orang (kumulatif 50.840). Sedangka kasus meninggal dunia akibat Covid-19 tercatat nihil (kumulatif 1.458).

Hal tersebut disampaikan Juru bicara Satgas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Babel, Andi BudiPrayitno atau biasa disapa ABP, Rabu (15/12/21) dalam siaran persnya.

Menurut ABP, kesiapsiagaan daerah terutama dalam melakukan tracing, testing, dan treatment yang agresif dan masif dalam merespon kasus Covid-19 merupakan kunci untuk mengendalikan kasus. Kenaikan kesembuhan harus terus ditingkatkan hingga mencapai target signifikan sehingga lebih tinggi dari kasus baru dengan terus melakukan tidak hanya peningkatan tracing dan testing dengan penyelidikan epidemiologi (PE) yang lebih serius untuk mengidentifikasi klaster-klaster penularan, namun juga treatment khususnya mengisolasi orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 ke fasilitas isoter dengan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas agar kesembuhan dapat ditingkatkan dan kematian dapat dicegah serta diminimalisasi.

“Bahwa 2 hari ini angka kesembuhan lebih banyak dari kasus konfirmasi Covid-19. Adapun orang terkonfirmasi Covid-19 yang meninggal dunia 8 hari terakhir nihil. Masih adanya orang yang terkonfirmasi Covid-19 dan orang yang meninggal dunia akibat Covid-19 meskipun mengalami penurunan menjadi catatan dan afirmasi bahwa penularan Covid-19 masih terus mengancam. Karenanya, warga masyarakat jangan abai dan tidak mengindahkan Protokol Kesehatan serta segera divaksin untuk membangun kekebalan tubuh dari virus. Pengabaian dan penyepelean akan menghambat dan tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk membuka secara perlahan dan bertahap keran pelonggaran kegiatan dan mobilitas masyarakat di ruang-ruang maupun fasilitas publik baik untuk aktivitas ekonomi, pendidikan, tak terkecuali aktivitas keagamaan dan rekreasi/pariwisata. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di lembaga pendidikan/sekolah/perguruan tinggi pun perlu mendapat perhatian serius para pihak pemegang otoritas dan pengambil kebijakan. Untuk itu penting keberadaan Satgas Covid-19 di sekolah terutama dalam mengawal dan mengawasi pelaksanaan Protokol Kesehatan di sekolah dan memastikan terutama para pendidik serta para peserta didik telah memperoleh vaksin setidaknya dosis 1. Demikian halnya kegiatan atau acara yang menimbulkan kerumunan orang banyak seperti pesta atau resepsi pernikahan,” terangnya.

Lebih jauh dikatakan ABP, masih adanya pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah dan tidak berjalan efektifnya Posko Covid-19 di tingkat RT/RW, desa/kelurahan, dan kecamatan, ditambah menurunnya kepedulian masyarakat, berdampak pada daftar panjang orang yang terpapar dan tertular Covid-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Kita semua memahami kondisi saat ini memang menjadi problem psikologis di masyarakat sehingga tidak gampang dan menjadi tantangan tersendiri untuk mengedukasi masyarakat. Kita perlu memahami dan terus memberikan pemahaman bahwa penyelesaian pandemi ini tidak hanya dari aspek kepentingan pemerintah atau aspek kepentingan tenaga medis saja, tapi juga untuk kepentingan masyarakat juga,” tandasnya.

Oleh karena itu, dia menegaskan tidak bisa tidak, penanganan Covid-19 membutuhkan kerjasama bahu-membahu, sinergi dan kolaborasi dari semua unsur dan komponen masyarakat. Lebih dari itu adalah komitmen masing-masing Kepala Daerah dan konsistensi kebijakan dalam menanggulangi pandemi Covid-19 demi menjamin kesehatan dan keselamatan warganya. Tanpa itu, upaya dalam mengatasi pandemi ini terutama dalam mengendalikan Covid-19 tidak akan berhasil dan maksimal. Disiplin dan sinergitas antar pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sampai ke tingkat kecamatan, desa/kelurahan, bahkan RT/RW, menjadi kata kunci kita untuk fokus dan serius menangani Covid-19 dan pada saat yang sama mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan sosial sebagai akibat dari pandemi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Sementara itu, berdasarkan peta zonasi risiko mingguan Covid-19 per tanggal 12 Desember 2021 maka sebaran peta zona risiko Covid-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak mengalami perubahan, yakni
Zona Merah (Risiko Tinggi): Nihil (Tidak Ada)
Zona Oranye (Risiko Sedang): Nihil (Tidak Ada)
Zona Kuning (Risiko Rendah) meliputi Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Selatan, dan Kabupaten Belitung serta Kabupaten Belitung Timur.

Berkaitan dengan peta zona risiko yang kian membaik dan kondisi yang semakin menggembirakan tersebut, pihaknya berharap dan terus mendorong ikhtiar pengendalian Covid-19 dari Satgas/pemerintah daerah setempat khususnya dalam instrumen 3T dan penerapan Protokol Kesehatan 6M agar tetap berfokus, tidak lengah, dan terus menjadi perhatian serius, termasuk optimalisasi fungsi dan peran Kampung Tegep Mandiri atau Posko Tanggap Covid-19 di tiap desa/kelurahan serta RT/RW.

ABP mengatakan jika berdasarkan monitoring kepatuhan dalam menerapkan Protokol Kesehatan yang dilakukan di 34 provinsi di Indonesia selama 1 pekan (06-12 Desember 2021) maka tingkat kepatuhan penerapan Protokol Kesehatan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari 67 titik yang dipantau adalah sebagai berikut:
1. Angka Kepatuhan Memakai Masker: 87,96% (naik sedikit dibanding pekan sebelumnya), dari 91,61% rerata nasional.
2. Angka Kepatuhan Menjaga Jarak dan Menghindari Kerumunan: 92,56% (naik dibanding pekan sebelumnya), dari 90,17% rerata nasional.

“Laporan Monitoring Kepatuhan Penerapan Protokol Kesehatan Mingguan Update Per 12 Desember 2021 ini disusun oleh Bidang Data & IT Satgas Penanganan Covid-19,” sebutnya.

Menurutnya, data di atas menjelaskan bahwa tingkat kepatuhan dan kesadaran dalam menerapkan Protokol Kesehatan 6M khususnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 1 pekan terakhir ini mengalami penurunan baik dalam penggunaan masker maupun dalam perilaku menjaga jarak. Tentu saja hal ini menjadi kabar kurang baik dan mencemaskan di tengah ikhtiar kita bersama dalam menghadapi serta mengantisipasi dan mempersiapkan diri terhadap ancaman gelombang ke-III yang ada di depan mata berupa variant of concern maupun mutasi baru Covid-19 yang saat ini sudah melanda negara jiran.

“Oleh sebab itu, kami tak bosan-bosannya terus mengajak kita semua untuk membiasakan Protokol Kesehatan 6M dalam kehidupan kita sehari-hari mencakup: Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir/hand sanitizer, Mengurangi mobilitas, Menghindari kerumunan, dan Menghindari makan bersama, sebagai bagian dari tanggung jawab dan kesadaran kolektif. Agar pandemi Covid-19 ini bisa terkendali dan segera berakhir. Jangan abai apalagi menyepelekan Covid-19 karena sudah banyak korban terpapar, yang sembuh dan kembali sehat pun juga banyak, namun tidak sedikit yang kemudian tak tertolong dan berujung kepada kematian/meninggal dunia. Protokol Kesehatan adalah cara paling sederhana dan mudah serta murah agar kita dan orang-orang di sekitar kita tidak terpapar Covid-19. Itu artinya ada tanggung jawab kita sebagai sesama warga masyarakat, sehingga penularan dan penyebaran Covid-19 tidak meluas dan menjadi masif di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang kita cintai ini,” tegasnya.

Masih dikatkan ABP, kebijakan pemerintah terkait pandemi Covid-19 menitikberatkan untuk mencegah peluang penularan Covid-19. Upaya yang bersifat dinamis ini selalu memperhatikan situasi dan kondisi terkini. Penurunan kasus aktif/positif menjadi target utama berbarengan dengan peningkatan kapasitas testing dan vaksinasi.

“Berdasarkan analisis dan evaluasi (anev) mingguan terhadap PPKM di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Per 12 Desember 2021, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat ini berada di Tingkat/Level 1, yaitu:
1. Kasus terkonfirmasi Covid-19 berjumlah 1,75 orang/100.000 penduduk/minggu (Tingkat 1). Untuk PPKM Level 2 maksimal sebanyak 20-50 orang/100.000 penduduk/minggu, sementara untuk PPKM Level 1 kurang dari 20 orang/penduduk/minggu. Dimana terendah (Tingkat 1) yakni Kabupaten Bangka dengan 0,89 orang/100.000 penduduk/minggu, sedangkan tertinggi (Tingkat 1) yakni Kota Pangkalpinang dengan 2,82 orang/100.000 penduduk/minggu.
Secara akumulatif mingguan dan bulanan, kasus terkonfirmasi Covid-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah mengalami penurunan sebagai efek dari isoter serta pemahaman masyarakat untuk mengikuti vaksinasi dan kesadaran dalam menerapkan Protokol Kesehatan.
Kota Pangkalpinang tercatat memiliki tingkat kasus terkonfirmasi Covid-19 tertinggi. Sebagai langkah antisipatif, Protokol Kesehatan harus diterapkan dengan konsisten dan khususnya optimalisasi fasilitas isoter harus dimaksimalkan,” tukasnya.

Juga dikatakan dia, kondisi eksisting rawat inap Rumah Sakit (RS) berjumlah 1,61 orang/100.000 penduduk/minggu (Tingkat 1). Untuk PPKM Level 2 maksimal sebanyak 5-10 orang/100.000 penduduk/minggu, sementara untuk Level 1 kurang dari 5 orang/penduduk/minggu. Dimana untuk terendah (Tingkat 1) yakni Kabupaten Bangka Selatan dan Belitung 0,00 orang/100.000 penduduk/minggu, dan tertinggi (Tingkat 1) yakni Kabupaten Bangka 5,43 orang/100.000 penduduk/minggu.

“Saat ini semua Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah memiliki fasilitas rawat inap RS untuk pasien Covid-19 yang bergejala sedang maupun berat sehingga tidak harus selalu dirujuk ke fasilitas RS rujukan Covid-19. Kasus kematian/meninggal berjumlah 0,13 orang/100.000 penduduk/minggu (Tingkat 1). Untuk PPKM Level 2 maksimal 1-2 orang/100.000 penduduk/minggu, sementara untuk Level 1 kurang dari 1 orang/penduduk/minggu. Dimana untuk terendah (Tingkat 1) yakni Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka Tengah, Belitung, dan Belitung Timur 0,00 orang/100.000 penduduk/minggu, dan tertinggi (Tingkat 1) yakni Kabupaten Bangka Selatan 0,48 orang/100.000 penduduk/minggu,” kata Andi Budi Pryitno.

Sementara itu, status vaksinasi Covid-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada di Level memadai, sebagai berikut:
1. Vaksinasi ke-1 kepada total sasaran berada di Level Memadai sebesar 73,72%. Untuk Level Memadai harus lebih dari 70%, sementara untuk Level Sedang antara 50-70%. Dimana tertinggi Kota Pangkalpinang (Memadai) 86,48% dan terendah Kabupaten Bangka (Sedang) 62,52%.
2. Vaksinasi ke-1 bagi Lansia juga berada di Level Memadai 62,83%. Untuk Level Memadai lebih dari 60%, untuk Level Sedang antara 40-60%, sementara untuk Level Terbatas kurang dari 40%. Dimana tertinggi Kota Pangkalpinang (Memadai) 77,94% dan terendah Kabupaten Bangka Tengah (Sedang) yakni 49,61%.

Dia melanjutkan, bahwa penguatan PPKM menjadi hal utama yang harus dilakukan saat ini di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menekan laju kasus positif. Pemerintah pusat telah mempelajari berbagai opsi penanganan Covid-19 dengan memperhitungkan kondisi sosial, ekonomi, politik Indonesia dan juga pengalaman negara lain, dan disimpulkan bahwa PPKM masih menjadi cara penanganan yang paling efektif karena dilakukan hingga tingkat terkecil dan dapat berjalan tanpa mematikan ekonomi rakyat.

“Untuk itu, Satgas meminta agar mekanisme koordinasi dan pembagian peran dalam menjalankan PPKM dilakukan dengan benar dan seefektif mungkin. Dalam rangka pencegahan, Lurah/Kepala Desa sebagai pengendali Posko wajib berkoordinasi dengan Ketua RW/RT untuk mendata kasus positif di tingkat RT di wilayah masing-masing, serta bersama Babinsa dan Babinkamtibmas memantau kepatuhan protokol kesehatan dan memberikan edukasi seputar Covid-19. Selanjutnya, Lurah/Kepala Desa berkoordinasi juga dengan Puskesmas tingkat Kecamatan, Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Kelurahan/Desa untuk melakukan testing pada pasien Covid-19 dan kontak eratnya yang dilanjutkan dengan tracing dibantu oleh TNI/POLRI. Terakhir, Puskesmas dapat melakukan treatment dan pengawasan pada pasien yang masih diisolasi mandiri, dan merujuk pasien dengan gejala sedang-berat ke tempat isolasi terpusat/terpadu (wisma karantina) atau Rumah Sakit rujukan,” pintanya.

“Kami mengimbau kepada kepala satuan pendidikan di wilayah Saudara untuk melaksanakan pembagian rapor semester 1 (satu) tahun ajaran 2021/2022 bagi satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah pada bulan Januari 2022, Tidak meliburkan secara khusus kegiatan pendidikan di satuan pendidikan selama perlode Nataru pada tanggal 24 Desember 2021 sampai dengan tanggal 2 Januari 2022. Menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang lebih ketat di satuan pendidikan dengan pendekatan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun/hand sanitizer, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan) dan 3T (testing, tracing, treatment). Tidak memberikan cuti kepada pendidik dan tenaga kependidikan Aparatur Sipil Negara (ASN) selama periode Nataru pada tanggal 24 Desember 2021 sampai dengan tanggal 2 Januari 2022. Mengimbau kepada penyelenggara satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat untuk menunda pengambilan cuti bagi pendidik dan tenaga kependidikan di satuan pendidikannya setelah periode libur Nataru dan mengimbau kepada warga satuan pendidikan untuk tidak bepergian dan tidak pulang kampung ke luar daerah dengan tujuan yang tidak primer/tidak penting/tidak mendesak selama periode Nataru.

Sementara itu, ABP juga menegaskan Vaksin Covid-19 terbukti bermanfaat, aman, dan sehat karena sudah diuji secara klinis dan mendapatkan izin penggunaan dari lembaga resmi yaitu Badan Pengawas Obat Makanan (BPOM) RI serta dinyatakan kehalalan dan kesuciannya berdasarkan fatwa dan sertifikasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Oleh karena itu masyarakat tak perlu ragu karena vaksin ini telah teruji keamanan, mutu, serta khasiat dan kehalalannya.

“9 bulan sudah pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berjalan dan akan terus dilakukan sepanjang tahun 2021 ini terbukti telah mewujudkan Herd Immunity atau kekebalan komunitas/kelompok dari serangan Covid-19, sekaligus terbukti mengurangi transmisi/penularan Covid-19, terutama menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat virus corona, serta melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh, menjaga produktivitas dan meminimalkan dampak sosial-ekonomi,” pungkasnya.

Berikut disampaikan data terkait vaksinasi Covid-19 per 14 Desember 2021:

1. SDM Kesehatan: 11.099
– Vaksinasi ke-1: 13.135 (118,34%)
– Vaksinasi ke-2: 12.499 (112,61%)
– Vaksinasi ke-3: 10.183 (91,75%)
2. Lanjut Usia: 95.863
– Vaksinasi ke-1: 58.860 (61,40%)
– Vaksinasi ke-2: 46.406 (48,41%)
3. Pelayan Publik: 89.573
– Vaksinasi ke-1: 121.999 (136,20%)
– Vaksinasi ke-2: 98.506 (109,97%)
4. Masyarakat Umum & Rentan: 789.856
– Vaksinasi ke-1: 529.506 (67,04%)
– Vaksinasi ke-2: 379.821 (48,09%)
5. Remaja: 151.433
– Vaksinasi ke-1: 121.170 (80,02%)
– Vaksinasi ke-2: 103.319 (68,23%)

Animo dan antusiasme masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk divaksin Covid-19 sangat tinggi, dan hal ini seiring dengan progres yang sudah dicapai, dan kian menegaskan kolaborasi antar stakeholder dan sinergi lintas sektor sangat besar arti dan dampaknya dalam upaya bersama kita lepas dari krisis yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 ini.

Perkembangan kasus Covid-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, per 13 Desember 2021 yang dinyatakan selesai isolasi dan bebas Covid-19 sebanyak 50.840 (bertambah 4), sedangkan yang masih dalam isolasi/perawatan (kasus aktif) sebsanyak 31 (bertambah 3 – berkurang 4). Sementara yang meninggal dunia karena Covid-19 keseluruhannya sebanyak 1.458 (nihil), Kumulatif kasus konfirmasi Covid-19 sebanyak 52.329 (bertambah 2)
dengan detail sebaran kasus konfirmasi dan penambahan harian yakni Pangkalpinang 13.632 (bertambah 1), Bangka 9.838 (nihil), Bangka Tengah 6.619 (nihil), Bangka Barat 5.637 (bertambah 1), Bangka Selatan 3.496 (nihil), Belitung 7.779 (nihil), Belitung Timur 5.328 (nihil).

Sementara angka kematian akibat Covid-19 khususnya pada bulan Juli tercatat 361 kematian dan Agustus 569 kematian mengalami kenaikan signifikan, bulan September 165 kematian mengalami penurunan, bulan Oktober 49 kematian kembali turun, dan bulan November 9 kematian, dan bulan ini (1-14 Desember 2021 tercatat 3 kematian).

“Upaya menurunkan tingkat kematian menjadi perhatian serius kita, mengingat mutasi Covid-19 yang lebih berbahaya dan cepat menular serta varian lainnya dari Covid-19 seperti Delta Plus dan Omicron yang saat ini sudah melanda sejumlah negara, meski belum terdeteksi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, namun tetap mengancam. Itu artinya, kita masih harus meningkatkan kewaspadaan. Kondisi ini juga menjadi pemacu untuk kita tetap menjaga Protokol Kesehatan dan membangun herd immunity dengan vaksin,” tandasnya.

“Hari ini ada penambahan 2 orang yang terkonfirmasi Covid-19 yakni Pangkalpinang dan Bangka Barat, sementara kemarin 1 orang, yang mengafirmasi bahwa penyebaran dan penularan virus Corona meskipun trennya cenderung turun namun masih terus terjadi. Maka perlu diingat bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir, menyebar dari dan kepada orang-orang yang ada di sekitar kita.
Hal itu pula yang kami sadari bahwa masih banyak hal yang luput bahkan kurang dalam penanganan Covid-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, atas hal itu Kami menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pengalaman penanganan Covid-19 selama 2020 menjadi evaluasi kami dan pembelajaran bagi kita semua untuk menghadapi tantangan dalam mengatasi pandemi Covid-19,” sambungnya.

Disampaikannya juga bahwa pihaknya memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak terutama kepada tim medis, tenaga kesehatan, dokter, perawat, Satgas Penegakan Disiplin/Yustisi Protokol Kesehatan Covid-19, dalam hal ini personel TNI dan POLRI, Satpol PP, serta para relawan, yang sudah berjibaku, berjuang dengan tegar, serta merespon secara cepat dalam melakukan perawatan, penanganan, pemantauan, dan pengendalian Covid-19.

“Sekali lagi, mari kita terus membangun optimisme untuk saling menjaga dan menyelamatkan, dengan saling mengingatkan dan saling menguatkan. Mari serentak bergerak menanggulangi pandemi Covid-19. Mari bersama-sama kita menjadi bagian dari penanganan Covid-19 dengan terus menyebarkan kebaikan dan kemanfaatan melalui informasi yang secara konstruktif mengedukasi masyarakat sebagai wujud kepeduliaan nyata kita demi kesehatan dan keselamatan diri, keluarga, tetangga, dan warga masyarakat lainnya.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa segera mengangkat wabah ini dari muka bumi, dan senantiasa mencurahkan kasih sayang-Nya kepada para pejuang Covid-19 yang sudah mempertaruhkan pikiran, tenaga, dan raga, bahkan jiwa dan nyawanya untuk menangani Covid-19. Amin,” demikian kata Andi Budi Prayitno. (Rom)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *