Derita Penambang Tembelok-Keranggan, Angin Barat Banyak Ponton Hilang, Para Pekerja tak Berkutik Meski Perairan Dibuka Kembali

by -
Caption: Kondisi musim Barat perairan Tembelok-Keranggan saat ini. Para penambang TI Apung dibuat tak berkutik. (Rudy).

Penulis: Rudy

FKBnews.com, MENTOK, — Banyak mungkin yang tak melihat sisi duka para pemburu biji timah di Perairan Laut Tembelok-Keranggan, Mentok Kabupaten Bangka Barat. Akibat cuaca ekstrim musim Barat saat ini, banyak ponton Apung mereka yang hilang akibat terseret ombak selain itu para penambang berpikir keras untuk menyelam.

Kondisi ini dituturkan setelah FKBnews.com, berbincang-bincang dengan para penambang di pesisir Pantai Tembelok, Kamis, (5/11/24). Kendati terlihat banyak ponton Apung yang berjejer di sekitar perairan ini, para penambang tersebut mengungkapkan saat ini mereka justru pasrah dengan keadaan tanpa bisa bekerja secara maksimal.

“Dak berani kalau saat ini nyelam, yang diponton banyak mabuk. Arus dibawa pun kuat. Beberapa ponton kawan-kawan banyak yang hilang lepas jangkarnya tahu-tahunya ditemukan di pulau Putri, ” ujar seorang penambang tanpa menyebut pulau Putri wilayah mana yang dimaksud.

Kendati ponton sebagian ditemukan, dikatakan ponton-ponton yang hanyut tersebut terpaksa dibiarkan karena tak sebanding dengan ongkos sewa tarik.

Seperti diketahui, wilayah perairan laut Tembelok-Keranggan Kabupaten Bangka Barat semenjak viral belakangan diserbu para penambang yang rata-rata berasal dari beberapa daerah di Pulau Bangka karena kandungan pasir timahnya yang melimpah.

Kondisi ini kemudian dimanfaatkan oleh warga setempat dengan membentuk panitia penimbangan agar pasir timah masuk ke pos penimbangan dan masyarakat setempat mendapat manfaat dari aktifitas penambangan timah tersebut meski jelas-jelas diketahui ilegal.

Meski kegiatan ilegal ini buka-tutup karena mendapat himbauan stop dari petugas gabungan, sudah tiga hari ini perairan ini kembali diserbu oleh Ti-Ti Apung ilegal. Kendati demikian kenyataannya para penambang tak berani bekerja karena ombak lautnya ekstrim, meski ada juga beberapa ponton Apung yang masih nekat kerja.