Penulis: Rudy
FKBnews. MENTOK, — Banyak mungkin yang belum tahu jika Kota Mentok Kabupaten Bangka Barat memiliki wisata air terjun. Pesona alam serta deburan airnya dijamin bikin pengunjung kepincut karena panorama keindahannya apalagi jarak tempuh dan akses masuknya terbilang mudah, masih dalam wilayah kota.
Berlokasi di area komplek perkantoran terpadu Pemkab Bangka Barat Desa Belo Laut Kecamatan Mentok, pengunjung tak perlu kuatir jika berkunjung menggunakan kendaraan roda empat. Sebuah area parkir sengaja disediakan cukup untuk menampung mobil terlebih kendaraan roda dua.
Lebih tepat jika penasaran ingin menuju area ini tanda masuknya adalah persis depan Gedung Aparatur Pemkab Bangka Barat. Berseberangan jalan dengan gedung tersebut, wisatawan tinggal mengikuti jalan masuk menuju hutan dan sekilas memang tak terawat. Dari jalan masuk menuju hutan tak terlalu lebat ini, kendaraan diarahkan meluncur ke bawah dan hanya sekitar 100 meter dari pinggir jalan aspal tadi pengunjung sudah sampai lokasi.
Rehat sebentar di area parkir kendaraan, pengunjung sudah bisa menyaksikan deburan air dari arah ketinggian yang mayoritas berasal dari terjangan air yang melewati batu granit.
Di lokasi ini, banyak spot yang ditawarkan untuk berfoto dengan angle gambar yang menakjubkan. Area berenang dan mandi-pun untuk anak-anaknya dirasa tak terlalu membahayakan. Hanya bagi orang tua yang membawa anak-anaknya disarankan tetap hati-hati dikarenakan permukaan batuan tempat pijakan mandi agak lincin berlumut.
Seorang pengunjung asal Sungailiat, sebut saja Pit mengaku takjub dan dirinya mengatakan baru pertama kali tahu area wisata air terjun Mentok ini. “Sayang waktunya hanya satu hari, kalau dua hari berlibur rasanya puas, ” ujar Pit kepada Forumkeadilanbabel.com (FKBnews.com).
Mul, salah seorang warga Mentok justru mengaku selama ini tak mengetahui jika ada lokasi air terjun padahal areanya tak jauh dari tempat kantor dimana dirinya bekerja.
Sayangnya, lokasi wisata Air Terjun Mentok Desa Belo Laut ini belum maksimal pengelolannya dari pemerintah daerah setempat atau pihak yang terkait.
Hal ini wajar mungkin karena status kawasannya masih masuk dalam area hutan lindung. “Dulu sudah kita usulkan untuk dibebaskan tapi coba tanya sama staf saya yang dulu (staf KPHP Rambat-Menduyung, red), ujar Tanaim, mantan Kepala KPHP Rambat-Menduyung yang dulu pernah bertugas di Kabupaten Bangka Barat.
Editor : Romli
