Sampah Bertaburan di Pesisir Pantai Belo Laut Pasca PIP Milik Mitra PT Timah, Tbk, “Habis Manis Sepah Dibuang”

by -
Caption: Pantai Ketapang Desa Belo Laut, Mentok Saat Ini Kotor Usai Kegiatan Tambang Laut PIP Oleh Mitra PT Timah, Tbk. (Rudy).

Penulis: Rudy //Editor: Rudy

FKBNews.com, MUNTOK, — Kawasan sekitar Pantai Ketapang Desa Belo Laut Kecamatan Mentok Kabupaten Bangka Barat tak lagi indah. Sejumlah sampah terlihat berserakan, mulai sampai plastik, potongan kayu hingga gubuk-gubuk kumuh dan reot yang ditinggalkan pasca giat tambang laut Ponton Isap Produksi (PIP) oleh Mitra PT Timah, Tbk beberapa waktu yang lalu.

Pantauan Forumkeadilanbabel.com (FKBnews.com), Senin, (14/8/23), sampah dan potongan kayu tersebut berserakan di pinggiran pantai ini. Ibarat Pepatah “Habis Manis Sepah Dibuang”, selain sampah, beberapa unit ponton isap tak lagi produksi masih terparkir di pinggiran pantai dan nampak beberapa orang pekerja sibuk memperbaiki ponton tersebut. Para pencari ikan pun saat ini tak lagi leluasa ‘memukat’ di sekitar perairan pantai berbeda sebelum ada kegiatan tambang PIP di perairan ini.

Caption: Pantai Ketapang Desa Belo Laut, Mentok Saat Ini Kotor Usai Kegiatan Tambang Laut PIP Oleh Mitra PT Timah, Tbk. (Rudy).

Pantai Ketapang Desa Belo Laut Kecamatan Mentok, dulunya sempat dijadikan sebagai pusat kegiatan Pencanangan Gerakan Penanaman Mangrove (Bakau) dalam rangka Peringatan Hari Mangrove Sedunia oleh Gubernur Bangka Belitung saat itu yakni Erzaldi Roesman. Namun kegiatan pencanangan yang ditandai dengan penanaman bibit pohon Bakau oleh Forkominda Babel dikoordinir oleh Dinas Kehutanan Babel dibantu oleh KPHP Rambat Menduyung di sekitaran pantai itu nampak kini terkesan sia-sia.

Padahal bibit pohon tersebut sempat tumbuh usai beberapa tahun ditanam di Pantai Ketapang Desa Belo Laut tersebut. Namun kenyataannya saat ini rusak binasa tak meninggalkan bekas.

Wak Ipe (nama panggilan, red) salah seorang tokoh masyarakat Desa Belo Laut ditemui di kawasan Pantai Ketapang Desa Belo Laut, Senin, (14/8/23), menyesalkan sampah yang ditinggalkan usai berakhirnya kegiatan tambang PIP di Desa Belo Laut.

“Kalau dilihat apa kurangnya masyarakat, masyarakat kita ini sudah terlalu ramah, sampai-sampai sampah ditinggalkan begitu saja tanpa ada yang peduli, ” ujar pria yang dulunya sempat menjabat sebagai Sekretaris Desa Belo Laut beberapa periode yang lalu.

Sementara warga lain menyebut jika kegiatan tambang laut menggunakan PIP milik mitra PT Timah, Tbk di Perairan Desa Belo Laut saat ini memang tak lagi produksi, namun kenyataannya saat ini masih dimanfaatkan oleh oknum-oknum dengan membuka tambang menggunakan ponton apung dengan merambah kawasan hutan bakau di wilayah desa tersebut.

“Mereka ini berlindung dibalik IUP PT Timah, namun yang digarap hutan Bakau. Jadi kerjanya ilegal jumlahnya ada sekitar 5 unit hingga 10 unit. Ada juga yang masih nambang menggunakan ponton selam. Disebut ponton selam ya udah kita diam aja sudah pasti itu ilegal, ” ujar sumber lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *