FORUMKEADILANBABEL.COM, BANGKA BARAT – Rumah Sakit Umum Sejiran Setason Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung hingga saat ini masih kekurangan tenaga medis. Diantaranya dokter bedah dari PNS sehingga sangat dibutuhkan sekali untuk tambahan dokter bedah tersebut.Hingga saat ini dokter bedah baru satu orang dan hal tersebut sudah berlangsung lama.
Kabid Pengembangan, Humas dan Hukum RSU, Idwin yang didampingi Sari selaku kasi humas membenarkan hal tersebut.
” Benar, sampai saat ini untuk dokter bedah yang umum baru satu orang. Akan tetapi untuk dokter bedah melahirkan memang sudah ada, yaitu dua orang,” kata Idwin kepada media ini di lobi kantornya, Selasa (20/06/2023).
Saat disinggung soal alasannya sehingga dokter yang dimaksud hanya satu orang saja.
Idwin mengatakan karena hal tersebut sesuai dengan kemampuan pihak rumah sakit.
” Sesuai dengan kemampuan rumah sakit kita saat ini, akan tetapi pihak kita terus berupaya untuk memaksimalkan kebutuhan tenaga medis dan dokter untuk pihak rumah sakit. Akan tetapi karena hal tersebut terkendala biaya,” aku Idwin.
Idwin pun menyarankan untuk lebih jelasnya silakan tanya kepada ibu Mariya. ” Untuk labih jelasnya silakan tanya ibu Mariya Ulfah selaku dokter yang membidangi kasi pelayanan dan penunjang medis,” Saran Idwin.
Di tempat yang sama dr Mariya Ulfah selaku kasi pelayanan dan penunjang medis mengakui bahwa dokter yang ada saat ini merupakan dokter mitra.
” Untuk saat ini kita hanya ada dokter bedah yang merupakan dokter mitra atau kontrak bukan dokter pns, Dikarenakan dokter yang pnsnya masih menjalankan pendidikan selama lima tahun, Hingga saat ini baru berjalan tiga tahun, Artinya masih dua tahun untuk menunggu.
” Bila pihak daerah ingin membantu pembiayaan, Kita siap untuk mencari tambahan dokter spesialis, Akan tetapi tidak mudah untuk mencari dokter spesialis yang mau melakukan prakteknya di daerah ini, Selain wilayahnya dan juga paktor biaya,” aku Mariya.
Mariya menegaskan untuk pembiayaan satu orang dokter spesialis bedah saja lumayan mahal.
” Bayang kan, Untuk satu orang dokter spesialis saja harus membayar 20 juta setiap bulannya, Karena mereka merupakan dokter kontrak. Oleh karenanya pihak kita tidak bisa interpensi terhadap mereka, Akan tetapi meskipun dokter bedah umum kita hanya satu orang, Untuk pelayanan bedah kepada masyarakat tidak pernah kita menunda, Kecuali kondisi dokter bedah kita memang dalam keadaan sakit, Sehingga kita lakukan penundaan, Akan tetapi bila dalam kondisi darurat maka akan kita upaya rujukan,” tegas Mariya.
Mariya kembali mengakui pelayanan kepada pasien bedah tetap maksimal dilakukan.
” Dokter bedah kita yang ada saat ini meskipun dalam kondisi libur dan lebaran juga tetap menjalankan tugasnya, Saking bertanggung jawabnya sampai sampai usai melaksanakan kegiatannya bahkan hampir mengalami pingsan ketika memasuki ruang igd, Jadi dalam hal ini dokter bedah kita saat ini memang luar biasa dan tidak pernah menunda nunda,” Apresiasi Mariya.(tami)