Pilgub Babel 2024; Mau Dibawa Kemana Hubungan Kita?

by -

TAJUK

Oleh : Romli,  Pimpred FKBNews.com

Tolong lihat aku

Dan jawab pertanyaanku

Mau dibawa kemana hubungan kita
Jika Kau terus menunda-nunda
Dan tak pernah nyatakan cinta
Mau dibawa kemana hubungan kita
Ku tak akan terus jalani
Tanpa ada ikatan pasti antara Kau dan Aku

SEPENGGAL bait lagu grup band Armada; salah satu kelompok di blantika musik Indonesia yang cukup digandrungi oleh kalangan anak muda lewat genre aliran melankolisnya setidaknya jika dirasakan cukup untuk menyadarkan calon pemimpin kita yang akan bertarung di bursa pemilihan Gubernur Bangka Belitung 27 November 2024 mendatang. Rajut kata pada sepenggal bait lagu ini bisa diterjemahkan dalam versi kondisi mau dibawa kemana aspirasi masyarakat Bangka Belitung jika seorang Gubernur Babel yang pernah duduk namun dalam program kerjanya banyak meninggalkan pekerjaan rumah hingga berakhir jabatannya. Sebaliknya bagi cagub Babel pendatang baru, bakal ditebak sulit memenangkan hati rakyat jika visi-misinya yang disampaikan tidak sesuai dengan realita yang ada di masyarakat saat ini.

Persoalan tingginya tenaga kerja informal sehingga masyarakat banyak yang jadi buruh serabutan ketimbang karyawan resmi, daya beli pasar dan masyarakat rendah, harga timah murah tidak ada advokasi dan perlindungan hukum sehingga masyarakat sulit menambang, lahan perkebunan yang semakin menipis, komoditas harga hasil perkebunan yang tidak ada kepastian, inflasi tinggi semua ini seolah menjadi fakta dan problema bagi provinsi Babel saat ini.

Kontestasi Pilgub Babel dijadwalkan 27 November 2024. Beberapa nama-nama yang sudah “mendeklarasikan” diri maju dalam ajang kepemimpinan 5 tahunan ini seperti mantan Gubernur Babel periode sebelumnya Erzaldi Roesman (2018-2022), Rustam Effendi (2012-2017), Mantan Wakil Gubernur Babel Hidayat Arsani (2014-2017), Sekda Babel Naziarto, putra Yusril Ihza Mahendra, Yuri Kemal serta Dedy Mulyana. Pemilihan Gubernur Babel 2024 bukan sekedar dimaknai sebagai pesta demokrasi apalagi euforia belaka. Namun lebih kepada komitmen gubernur yang terpilih untuk membawa provinsi penghasil timah ini dari keterpurukan ekonomi yang sedang terjadi saat ini. Tak penting siapa sosok yang terpilih asalkan program kerjanya jelas; cerdas, visioner dan dekat dengan rakyat dan amanah.

Kilas balik sejarah kepemimpinan provinsi pemekaran ini, dulu kita kenal dengan Eko Maulana Ali. Sosok pemimpin ini terbangun mulai dari Bupati Bangka beberapa kali periode hingga menjadi Gubernur Babel sejak provinsi ini dimekarkan. Sosok Eko dikenal merakyat, low profile, meski ada kekurangan setidaknya para pemimpin provinsi ini bisa belajar dari pengalaman mendiang almarhum ini.

Dalam buku yang berjudul ” Orang Babel Bicara Babel” Seri I Kata Pengantar Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, Eko Maulana termasuk seorang Gubernur yang visioner. Di dalam buku tersebut, dalam pandangan Eko, dengan memanfaatkan sektor pariwisata, seni dan budaya daerah akan dapat dilestarikan. Kondisi lingkungan akan terjaga dan terpelihara. Hal ini sekaligus akan dengan terus menerus dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan income per kapita masyarakat, baik secara langsung maupun sebagai produk multiplier effect-nya. “Kita tidak bisa mengharap sektor pertanian atau perkebunan sebagai motor penggerak utama kita mengingat lahan yang tersedia sangat terbatas dengan tingkat kesuburan tanah yang relatif rendah. Kita tidak dapat mengandalkan sektor pertambangan seperti timah yang potensi ekonominya semakin hari semakin menurun karena menyusutnya persediaan cadangan, ber-fluktasinya harga timah di dunia dan masalah yang berkaitan dengan lingkungan. Kita juga tidak dapat menggantungkan kepada sektor industri yang diharapkan dapat mengolah rasa material yang ada di daerah seperti timah, pasir kuarsa dan kaolin menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Pembangunan sektor industri ini sangat tergantung dari investor-investor luar dimana kita harus bersaing secara ketat dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Disamping pula persediaan raw material tadi suatu saat nanti akan habis meninggalkan problema lingkungan yang berkepanjangan, “jelas Eko dalam buku biografi tersebut.
Dalam visinya Gubernur Eko Maulana Ali kala itu menitikberatkan sektor pariwisata menjadi sektor pembangunan unggulan selain agroindustri dan industri maritim.

Kepemimpinan Eko Maulana telah berakhir. Ibarat pepatah ‘Lain Ladang Lain Belakang, ‘Lain Lubuk Lain Ikannya’. Kini kursi jabatan Gubernur Babel sudah berpindah sehingga setiap gubernur terpilih pasti membawa visi-misi. Gubernur definitif sebelumnya Erzaldi Roesman punya gebrakan visi-misi yang berbeda. Tinggal masyarakat yang bisa merasakan dan membedakan sejauh mana dampak dari program kerja yang telah dijalankan.

Jika kemudian banyak program kerja yang ditinggalkan para gubernur Babel terdahulu yang justru menjadi batu sandungan bagi masyarakat atau malah menjadikan pekerjaan rumah yang tak pernah bisa dituntaskan, tidak membawa Babel ke arah provinsi yang lebih baik, jangan diharap kemudian sang cagub bisa mengambil simpati masyarakat menjelang pilgub Babel 2024 mendatang. Pilihannya, masyarakat terpaksa menerka untuk calon gubernur pendatang baru selanjutnya lewat program kerja yang ditawarkan termasuk jejak digital yang ditinggalkan. Benar sepenggal bait lagu yang dinyanyikan Grup Band Armada. “Mau dibawa kemana hubungan kita”. Tentunya masyarakat Bangka Belitung tak berharap punya pemimpin yang melempem. Harapan masyarakat gubernur dan wakil gubernur terpilih pada Pilgub Babel November 2024 nantinya dekat dengan masyarakat, punya kompetensi dan semangat membangun daerah yang tinggi. Dengan demikian jalinan hubungan sang pemimpin selalu mesra dengan masyarakat. Semoga…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *