Soroti Aktivitas Rutin Pengiriman Timah Balok PT BSAL, Aktivis Suhendro akan Bawa Kasus Ini ke Kementerian ESDM, Mabes Polri, Kejagung Hingga ke Presiden Prabowo

by -

PANGKALPINANG – Aktivitas pengiriman timah balok dalam jumlah yang fantastis dari Tanjung Pandan Belitung ke Pangkalpinang yang disebut milik Smelter PT Babel Surya Alam Lestari (BSAL) secara rutin dan berterusan tanpa adanya upaya penindakan dari aparat penegak hukum di Babel membuat sejumlah aktivis lingkungan di Babel bersuara.

Salah satunya, aktivis Suhendro sangat menyayangkan peristiwa pengiriman timah balok dari Tanjung Pandan ke Pangkalpinang terus terjadi. Padahalhal itu sangat berpotensi merugikan keuangan negara.
“Terus terang, hal ini sangat kami sesalkan. Dari pemberitaan di media online menyebutkan jika lokasi IUP PT BSAL yang beralamat di jalan Manggar Tengah RT 015/RW B005 Kelekak Datuk Desa Badau Kecatan Badau Kabupaten Belitung sudah beberapa tahun tak beroperasi, namun mirisnya aktivitas pengiriman timah balok dari Belitung ke Pangkalpinang/Bangka masih terus berlangsung tanpa adanya upaya penindakan dari pihak aparat penegaak hukum,” sesal Suhendro saat dihubungi via telepon selulernya, Minggu (1/12/24).

Dirinya pun berjanji akan menelusuri informasi dan mempertanyakan ke pihak Kementerian ESDM dan PT Timah perihal status IUP PT BSAL yang sudah lama tak berproduksi namun bisa secara terus menerus mengirimkan timah balok ke Pangkalpinang.
“Ini akan kita kejar ke Kementerian ESDM sejauh mana pengawasan pihak kementerian ESDM terhadap pemberian persetujuan RKAB dan IUP PT BSAL. Apakah setelah mendapatkan RKAB dan IUP, PT BSAL bisa secara bebas memproduksi timah balok, kendati lokasi IUPnya tak beroperasi sekian lama?
“Ini yang harus kami dapatkan penjelasannya. Soalnya sangat jelas diketahui dari pemberitaan di sejumlah media online, lokasi IUP PT BSAL itu sudah lama tak beroperasi tapi dalam waktu singkat bisa memproduksi timah balok dalam jumlah yang fantastis. Artinya timah yang diproduksi PT BSAL ini diduga kuat dari penambangan ilegal di luar IUP PT BSAL, lantas kenapa aktivitas ini terus dibiarkan dan bahkan secara bebasnya melakukan pengiriman antar pulau (Belitung ke Bangka) tanoa adanya upaya penindakan dari Aparat Penegak Hukum (APH) di Bangka Belitung? tanya Hendro sapaannya.

Selain itu, kata Hendro, dirinya juga akan mempertanyakan ke pihak PT Timah terkait timah balok yang dikirim PT BSAL sebanyak 15 truk ke Pangkalpinang melalui pelabuhan Pangkal Balam hari ini.
“Hari ini PT BSAL kembali diberitakan melakukan pengiriman timah balok sebanyak 15 truk. Apakah dikirim ke PT Timah? Lantas kalau dikirim ke Smelter yang ada di Bangka apa tindakan PT Timah sendiri terhadap masifnya produksi timah balok PT BSAL yang diduga kuat berasal dari tambang timah ilegal di wilayah IUP PT Timah yang tersebar di Belitung,” tanya Hendro.

Aktivis muda ini juga menegaskan jika dirinya saat ini telah mengumpulkan data-data valid baik dari pemberitaan di media online maupun dari dokumen lainnya terkait aktivitas produksi timah balok PT BSAL yang diduga banyak kejanggalan namun terkesan ada pembiaran dari aparat penegak hukum di Bangka Belitung.
“Permasalahan ini akan kami laporkan ke Pusat, baik ke Mabes Polri, Kejagung, KPK dan tak menutup kemungkinan apabila nantinya kami dapatkan akses ke Presiden Prabowo, tentunya hal ini akan kami sampaikan ke beliau, ” tandasnya.

Sementara itu, Kabid humas Polda Kep. Babel, Kombes Pol. Fauzan saat dikonfirmasi terkait aktivitas pengiriman timah balok sebanyak 15 truk dari Belitung ke Pangkalpinang oleh PT BSAL, hingga berita ini ditayangkan belum memberikan responnya. Sedangkan Dirreskrimsus Kombes Pol. Jojo Sutarjo masih diupayakan konfirmasinya.

Diberitakan sebelumnya, “Jam 4 pagi tgl 1/12/24 ada pengiriman timah balok 15 truk dari Belitung ke Bangka di pelabuhan Pangkal Balam”. Demikian informasi yang diterima redaksi fkbnews.com dari seorang sumber di Belitung, Minggu (1/12/24) sekira pukul 05.20 WIB.

Pengiriman timah balok oleh PT BSAL sebanyak 15 truk melalui KM Srikandi Line di Pelabuhan Tanjung Pandan Belitung, Minggu pagi (1/12/24).

Informasi terkini, belasan truk yang memuat timah balok (tin ingot) yang rencananya akan dikirim melalui Pelabuhan Tanjungpandan, Belitung menuju Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang dengan menumpang KM. Srikandi, saat ini sudah berada di atas kapal dan segera akan bertolak.

Sebelumnya, Doni selaku petugas gerbang pelabuhan ketika ditanya wartawan membenarkan adanya pengiriman tersebut dan 15 truk yang dimaksudkan sudah terparkir di area dermaga sejak sore Sabtu (30/11).

“Rencananya akan diberangkatkan subuh nanti Minggu (1/12) sekitar pukul 04.00 WIB dini hari dengan menggunakan KM. Srikandi.” ujarnya, Minggu (1/12) sekira pukul 00.30 WIB.

Sementara itu, Koordinator Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli KSOP Kelas IV Tanjung Pandan, Iswandi, S.I.Kom, M.M ketika dihubungi Satamexpose.com via selular membenarkan adanya aktivitas pengiriman timah dalam bentuk balok tersebut.

“Benar, ada pengiriman timah balok sebanyak 15 mobil truk dengan tujuan Pulau Bangka milik PT. BSAL,” ujarnya.

Iswandi juga mengatakan pengiriman itu menggunakan agen pelayaran Bukit Merapin Nusantara Line.

Berdasarkan data lapangan, diketahui bahwa smelter PT BSAL dan lokasi IUP di Jl Manggar Tengah, RT 015 B/005, Kelekak Datuk, Desa Badau, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, sudah beberapa tahun terakhir tidak beroperasi.

Dari data Kementerian ESDM RI diketahui PT Babel Surya Alam Lestari (BSAL) mendapat persetujuan RKAB 2024 Mineral Logam 02012024 ESDM RI dengan nomor 188.4/51/ESDM/DPMPTSP/2020 berlaku sejak tanggal 09/05/2020 sampai 09/05/2025 dengan luas wilayah IUP seluas 117.20 hektar di Kabupaten Belitung tanpa rincian lokasi IUP berada di Kecamatan dan Desa mana.

Data perusahaan PT BSAL di web Mineral One Data Indonesia (MODI). Foto: screenshot.

Dari sejumlah pemberitaan, PT Babel Surya Alam Lestari (BSAL) terkonfirmasi pada periode Oktober-November 2024 sebanyak 2 kali mengirimkan balok timah ke gudang Tantra Logistic di Pangkalbalam, Pangkalpinang. Dengan rincian sekitar 10 truk trailer dan 16 truk trailer dan minggu (1/12/24) dini hari PT BSAL kembali melakukan pengiriman balok timah sebanyak 15 truk diduga ke gudang Tantra Logistic di Pangkalpinang.

Pertanyaannya, Dari mana balok-balok timah itu berasal? Padahal smelter PT BSAL sudah lama berhenti mengepul?

Dari data MODI (Mineral One Data Indonesia) diketahui ada dua nama tercatat sebagai pemegang saham yaitu Rudi Sumarli sebesar 90 persen dan Firdaus Hikmi Abdullah sebesar 10 persen.

Masih di dokumen sama, Rudi Sumerli tercatat sebagai Direktur Utama PT BSAL. Sedangkan Firdaus Hikmi Abdullah tercatat senagai Komisaris.

Dikutip dari radarbabel.co selain kedua nama tersebut, mencuat pula nama lain yang dikaitkan dengan PT BSAL. Hanya saja nama-nama yang mencuat belakangan bermain di belakang layar.

Yaitu nama AnTer dan Stv yang diketahui warga Pangkalpinang. Nama lainnya yang juga muncul yang masih satu keluarga dengan AnTer dan Stv adalah Denden.

Denden diduga kuat sebagai pengendali utama dari balik layar atas PT BSAL. Hanya saja, pria ini diduga kuat sekarang sudah tidak berada di Indonesia. Denden dikabarkan lebih banyak bermukim di negara Kanguru, Australia.

Selain itu, nama Denden juga dikaitkan dengan Smelter Rajawali Rimba Perkasa (RRP) dan smelter lainnya di Bangka. Bahkan dalam kasus dugaan korupsi tata niaga timah dengan taksiran kerugian negara mencapai Rp300 triliun, nama Denden santer disebut-sebut terkait kasus korupsi timah tersebut.

Hanya saja, posisinya diduga berada di Australia membuat APH mengalami kesulitan untuk segera memprosesnya atau butuh waktu yang cukup.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak PT BSAL, Denden, AnTer dan Stv maupun pihak terkait lainnya masih diupayakan dikonfirmasinya. (Red)