Pegiat Anti Korupsi Babel Ini Sebut Ada Dugaan Penyimpangan Proyek RSUD DH

by -
Proyek gedung RSU Depati Hamzah Kota Pangkalpinang.

FKB News, PANGKALPINANG – Ketua LSM Anti Korupsi Peduli Pejabat Daerah Bangka Belitung, Zainuddin Pay menyoroti kondisi bangunan Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah (RSUD), Kota Pangkalpinang.

Dia menilai, pengerjaan proyek gedung RSUD Depati Hamzah terkesan asal jadi tanpa memperhatikan kwalitas dan estetika layaknya sebuah gedung rumah sakit. Apalagi dana yang dikucurkan untuk proyek tersebut terbilang cukup fantastis, yakni senilai Rp47 miliar.

“Menurut saya, proyek tersebut belum layak disebut rumah sakit. Apalagi gedung RSUD Depati Hamzah ini merupakan ikon dan seharusnya menjadi kebanggaan masyarakat Kota Pangkalpinang khususnya,” kata pria yang akrab disapa Pay saat dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telepon, Selasa (13/04/2022).

Penggiat anti korupsi yang terkenal kritis ini mencium adanya dugaan penyimpangan dalam penggunaan anggaran pada proyek RSUD Depati Hamzah ini.

Oleh karena itu, dia meminta aparat penegak hukum juga ikut melakukan audit terhadap penggunaan anggaran pembangunan gedung tersebut dengan nilai pagu sebesar Rp47.077.379.000, yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2021.

“Dari awal saya menilai, sudah ada yang tidak beres pada saat proses lelang, karena PT. Ardi Tekindo Perkasa ditentukan sebagai pemenang tunggal pada lelang proyek RSUD Depati Hamzah ini dengan nilai kontrak RpRp47.077.379.000,” ujarnya.

“Ditambah lagi, pengerjaan bangunan RSUD yang dilakukan oleh perusahaan asal Surabaya tersebut sempat molor, dan terkena denda sampai Rp40 juta/hari,” tandasnya.

Dilansir berita sebelumnya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek gedung Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah (RSUD DH) Kota Pangkalpinang, Pahala R. Tobing membenarkan pembangunan gedung RSUD Depati Hamzah telah rampung sejak empat hari yang lalu, Minggu (03/04/2022).

Kendati demikian, dia mengakui masih banyak kekurangan dalam penyelesaian pembangunan gedung tersebut, sehingga dikatakan dia, masih ada beberapa item yang harus diperbaiki atau diselesaikan, diantaranya, penyelesaian cat pada atap plavon dan berbagai perbaikan di lantai dasar.

“Memang masih ada kekurangan. Jadi waktu ke lokasi, saya lihat cat pada atap plavon itu masih belum selesai, terus juga ada atap yang bocor, makanya saya tidak tahu menahu, saya minta agar semuanya itu diselesaikan,” kata Pahala saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di ruang kerjanya, Kamis (07/04/2022).

Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Kota Pangkalpinang ini menjelaskan, proyek pembangunan gedung RSUD Depati Hamzah memang tidak rampung secara keseluruhan dikarenakan keterbatasan anggaran yakni sebesar Rp47.077.379.000 yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021.

“Untuk kebutuhan (penyelesaian secara keseluruhan-red) gedung itu setelah kami hitung sebesar Rp113 miliar, sementara dana yang cair itu cuma setengah Rp54 miliar, ketika proses lelang itu Rp47 miliar, akhirnya dengan uang Rp54 miliar itu kan kami harus bikin RAB yang dapat (sesuai-red) jangan sampai uang itu pulang ke negara” terangnya.

Oleh karena itu, dia menambahkan, pembangunan gedung RSUD Depati Hamzah tersebut hanya difokuskan pada lantai dasar, yang akan digunakan sebagai ruang poliklinik. Sementara untuk  basement dan lantai 1 memang tetap dalam kondisi seperti adanya.

“Akhirnya diputuskan lah, fokus pada rawat jalan poliklinik, kite tengok sekarang pasien itu banyak mau berobat ke rumah sakit itu kan, itu yang paling memprihatinkan,” ujarnya.

“Kalau untuk basement ya kayak gitu, dinding-dinding dan tiang pondasi tidak diplester, atap tidak dipasang plavon, kemudian untuk lantai 1 juga sama, memang masih berantakan,” imbuhnya. (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *