Nambang di IUP PT Timah, Camp Warga Dibakar Security PT GSBL, Dua Oknum Pelaku Beri Jawaban Enteng

oleh -
Caption: Camp warga menambang timah di lahan ex PT MJU dibakar pihak security. Kejadian beberapa waktu lalu. (Ist).

Penulis: Rudy

FKBNews.com, MENTOK, — Pihak Security PT GSBL (Gunung Sawit Bina Lestari) bersikukuh tak mengetahui atas hilangnya mesin milik para penambang warga Desa Belo Laut, Mentok yang dirampas malam hari oleh oknum diduga dari pihak PT GSBL. Namun terhadap camp milik penambang yang dibakar dan disaksikan warga, dua oknum security PT GSBL sebagai pelaku hanya bisa memberikan jawaban enteng.

“Saya sudah sampaikan jangan sampai ada pembakaran terhadap pondok para penambang ini (camp), image nya dak baik bagi pihak GSBL nantinya, “ujar seorang tokoh pemuda Desa Belo Laut, Kemis, yang turut hadir menyaksikan pembakaran camp oleh dua orang security PT GSBL berpakaian seragam tersebut.

Pembakaran pondok para penambang milik warga Belo Laut oleh petugas security PT GSBL dilakukan Minggu malam, (28/4/2025), disaksikan oleh penambang warga setempat dan keesokan harinya Senin, (29/4/2025), pembakaran masih terjadi.

Padahal diketahui, lahan yang ditambang warga di areal perkebunan GSBL tersebut adalah lahan yang dulu digarap tambang oleh PT MJU (Mineral Jaya Utama) yang masuk dalam wilayah Izin Usaha Penambangan (IUP) PT Timah, Tbk dan kini telah ditinggalkan.

Didepan para penambang dan juga tokoh pemuda desa setempat, pada saat pembakaran, dua petugas security oknum pelaku pembakaran camp penambang ini mengaku pihaknya hanya menjalankan tugas.

“Kami ini bekerja dan kami ini atas perintah, “ujar anggota security ini seraya menambahkan tidak mengetahui atas hilangnya mesin para penambang.

Terpisah, Kapolres Bangka Barat, AKBP Pradana Aditya Nugraha, saat dikonfirmasi FKBNews.com, Senin, (28/4/2025), berjanji akan menindaklanjuti kasus ini.

“Terima kasih informasinya, nanti ditindaklanjuti, “janji kapolres.

Seperti diberitakan, sejumlah warga Desa Belo Laut Kecamatan Mentok mengadu ke kantor desa setempat. Kedatangan mereka selain menyampaikan aspirasi juga mengadukan perlakuan semena-mena pihak security di lahan bekas PT Mineral Jaya Utama (MJU) tempat warga menambang pasir timah.

Warga di depan kades Belo Laut dan ketua BPD menyampaikan keinginan agar tetap bekerja di blok F-37. Warga berharap ada payung hukum sehingga mereka bisa menambang dengan tenang dan tidak mendapat perlakuan semena-mena.

“Bagaimana caranya agar bisa kerja, kami warga ini hanya cari makan disitu. Tapi perlakuan security semena-mena. Mereka razia malam-malam, baju dibakar, senter diambil, camp dibakar, masyarakat dipukul, luar biasa perlakuannya, ” ujar seorang warga mewakili belasan rekannya di depan Kades Belo Laut, Ibnu dan Ketua BPD Suhaidir di ruang kades setempat, Senin, (28/4/2025).

Menanggapi aspirasi yang disampaikan warga, Kades Belo Laut, Ibnu berjanji akan menindaklanjuti keinginan warganya.

“Kami akan tampung aspirasi apa yang kawan-kawan sampaikan. Akan kami sampaikan ke wastam dan pihak PT GSBL, “janji Ibnu.

Sementara Ketua BPD setempat, Suhaidir mengusulkan BUMDes untuk jadi payung hukum bermitra dengan CV untuk mengakomodir warga bekerja.

“Kita usulkan BUMDes jadi payung hukumnya nanti, “tandas Suhaidir, seraya warga bersabar. (Editor: Romli).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *