BANGKA BARAT – Informasi terkait aktivitas pengiriman bahan bakar minyak (BBM) berupa minyak hitam dari Sumsel ke Tanjung Kalian Mentok yang kian marak, tampaknya tak mendapat perhatian bagi aparat kepolisian.
Diketahui aktivitas pengiriman Bahan Bakar Minyak (BBM) berupa minyak hitam asal Sumsel melalui kapal penyeberangan di Pelabuhan Tanjung Kalian Mentok kembali marak. Dari sumber di lapangan menyebutkan jika pengiriman minyak hitam tersebut dalam sehari rata-rata mencapai 20-25 ton.
Pihak Kapolres Bangka Barat, Akbp Ade Zamrah, Kamis (16/1/25) kemarin, saat dikonfirmasi perihal tersebut, hingga berita ini ditayangkan pejabat nomor satu di Kepolisian Resor Bangka Barat itu tak kunjung merespon. Demikian halnya Kabid Humas Polda Kep. Babel, Kombes (Pol) Fauzan Sukmawansyah dan Dirreskrimsus Kombes Jojo Sutarjo pun tak kunjung memberikan perhatiannya terhadap konfirmasi wartawan media ini terkait upaya tindak lanjut Kepolisian Daerah (Polda) kep. Babel terhadap maraknya aktivitas pengiriman minyak hitam dari Sumsel ke Tanjung Kalian Mentok.
Berbeda halnya dengan Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Babel, Kolonel Erwin Herdiyanto saat dikonfirmasi perihal adanya aktivitas ilegal minyak hitam di Pelabuhan Tanjung Kalian Mentok, saat itu juga memberikan responnya.
“Terimakasih, akan kami dalami” tulisnya singkat via pesan whatsapp, Kamis (16/1/25).
Diberitakan sebelumnya, aktivitas pengiriman Bahan Bakar Minyak (BBM) berupa minyak hitam asal Sumsel melalui kapal penyeberangan di Pelabuhan Tanjung Kalian Mentok kembali marak, dalam sehari rata-rata mencapai 20-25 ton.
Hal tersebut berdasarkan keterangan dari sumber yang minta namanya dirahasiakan. Sumber menyebutkan bahwa modus pengiriman BBM berupa minyak hitam dari Sumsel ini melalui kapal penyeberangan antara Tanjung Siapi-api tujuan Tanjung Kalian Mentok.
“Info dari A yang merupakan pengurus penyebrangan bahwa sekitar 4 sampai 5 mobil masing masing muat BBM minyak sekali masuk Tanjung Kalian,” ungkap sumber saat dibincangi di Pelabuhan Tanjung Kalian, Rabu (14/1/25).
“Minyak itu di bawa oleh mobil Pickup praga di atasnya memakai terpal tapi samping mobil itu pakai besi, sekali bawa 1 mobil 4 sampai 5 ton,” sebutnya.
Saat ditanya dibawa kemana minyak tersebut? Sumber ini mengaku tidak mengetahui dibawa ke mana, namun kata sumber mobil minyak juga sering ke lokasi tersebut.
“Setiap hari sekitar pukul 10.00 pagi, orang biasa menyebutnya minyak hitam asal minyak dari musi Banyuasin Palembang” tutupnya.
Sementara hingga berita ini ditayangkan pihak ASDP dan Kepolisian setempat masih diupayakan konfirmasinya.(tim)