BANGKA BARAT – Sejatinya seorang tenaga pendidik harus memberikan contoh yang baik terhadap anak didiknya yang telah dititipkan orang tua terhadap sekolah di mana tempat muridnya untuk mendapatkan ilmu.
Namun apabila sang pendidik juga tidak memberikan contoh yang baik terhadap anak yang di didiknya maka tentu hal ini sangat disayangkan.
Hal inilah yang terjadi beberapa waktu yang lalu di SMP N 1 Muntok Bangka Barat yang dilakukan oknum guru inisial R saat merokok ditegur oleh salah satu muridnya, oknum guru R justru tak terima.
Peristiwa tersebut benarkan oleh Plt Kadis Dikpora Henki saat di temui di kantornya, Kamis(3/10/2024).
Henki menuturkan jika peristiwa tersebut terjadi pada bulan September yang lalu, dan dikatakannya yang bersangkutan juga sudah dipanggil dan diminta keterangannya.
” Terkait berita yang beredar kita sudah mengambil langkah memanggil guru berinsial R ke dinas. Kita mendapat penejelasan dari yang bersangkutan, sehingga pemda Bangka Barat telah membentuk tim dan surat tugas dari bupati terdiri dari dinas Pendidikan , Inspektorad, BKD maupun dari bagian hukum untuk menindaklanjuti informasi, tersebut,” tutur Henki.
Selanjutnya Henki mengatakan bahwa tim tersebut sudah bekerja dan memanggil oknum guru tersebut.
” Setelah yang bersangkutan memberikan penjelasan ternyata seperti informasi yang beredar dengan menampar murid yang menegur saat merokok tersebut tidak bemar, akan tetapi yang bersangkutan mengakui sedikit menempelkan jari ke bagian murid tersebut dan sedikit mendorong, jadi tidak benar kalau menampar. Tentunya kalau hal itu terjadi pastinya murid tersebut akan parah kondisinya,sedangkan ini tidak ada tanda tanda kekerasaan,” sangkal Henki.
” Secara keronologis kita sangat sayangkan kejadian tersebut. Masih ada rekan guru kita yang merokok. Perokok nya memang benar berada di lingkungan sekolah, tentu sangat kita sayang. Sebenarnya kita sudah sosialisasi kawasan tanpa rokok sudah sedimikian rupa. Akan tetapi yang nama secara personal, susah di kontrol dengan keinganan untuk merokok,
” Tahaapannya masih dalam tahap pembahasan.Termasuk sangsi dan seterusnya masih dalam tahap pembahasan. Sangsinya juga dikatagorikan apa pelanggarannya karena bukan pelangaran disiplin, lebih kepada etika atau kode etik. Kalau disiplin misalnya tidak masuk dan bertugas. Kita akan diskusi dengan pimpinan dulu, kawan kawan media juga kawal. Pihak kepolisian juga mengali informasi dari kita terkait kejadian tersebut,” sambung Henki.
Menurut Henki, adanya peristiwa itu kemungkinan pada saat itu yang bersangkutan sedang emosional, lantara karena ditegur di tengah forum.
” Mungkin kita seolah tidak ingin di salahkan karena di depan orang banyak, ya yang namanya kita orang laki laki mungkin tidak terima karena di tegur di depan siswa yang banyak itu. kira – kira kayak gitu dan itu sangat kita sayangkan, mestinya tidak, ” tukasnya. (Tami)