Oleh: Salsabilah Amaliah
(Mahasiswi Prodi Gizi Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang)
FENOMENA stunting dan kekurangan gizi pada anak-anak menjadi isu yang semakin mengkhawatirkan saat ini. Dari pengamatan yang dilakukan oleh Penulis dengan tetap merahasiakan lokasi pengamatan karena Penulis memegang prinsip menjaga norma, etika dan privasi, salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap masalah ini adalah kondisi ekonomi masyarakat setempat. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana faktor ekonomi dapat mempengaruhi kualitas gizi anak.
Pertama, banyak keluarga di suatu perkampungan yang hidup dalam kondisi ekonomi yang terbatas. Pendapatan yang rendah mengakibatkan kurangnya akses terhadap makanan bergizi. Makanan yang kaya akan protein, vitamin, dan mineral sering kali dianggap sebagai barang mewah yang sulit dijangkau. Sebagai gantinya, keluarga lebih memilih makanan murah yang umumnya kaya karbohidrat namun rendah nutrisi, seperti nasi dan mie instan. Ini berpotensi menyebabkan anak-anak tidak mendapatkan asupan gizi yang seimbang.
Kedua, pendidikan tentang gizi yang kurang menjadi faktor lain yang memperburuk situasi. Banyak orang tua di perkampungan yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pentingnya gizi seimbang untuk pertumbuhan anak. Akibatnya, mereka cenderung mengabaikan kebutuhan nutrisi anak, sehingga meningkatkan risiko stunting.
Ketiga, faktor ekonomi juga mempengaruhi akses terhadap layanan kesehatan. Di daerah dengan keterbatasan ekonomi, masyarakat sering kali kesulitan untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai. Ketidakmampuan untuk mengakses layanan kesehatan yang berkualitas mengakibatkan masalah kesehatan yang lebih besar, termasuk gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi.
Dalam menghadapi masalah ini, perlu ada sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga non-pemerintah. Program pemberian makanan bergizi, edukasi tentang gizi, serta peningkatan akses terhadap layanan kesehatan harus diprioritaskan. Hanya dengan pendekatan yang komprehensif, kita dapat berharap untuk mengatasi masalah stunting dan kekurangan gizi di suatu daerah.
Secara keseluruhan, faktor ekonomi tidak bisa dipandang sebelah mata dalam masalah gizi anak. Dengan memahami dan menangani akar permasalahan ini, kita dapat memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak dan untuk mencegah generasi yang terkurung dalam siklus kemiskinan dan kekurangan gizi. (Sumber: Dari berbagai sumber).