“Maling Besar Proyek” Holpi Tak Terima Jika Dikaitkan dengan RSU Provinsi

by -
Saat wartawan didampingi PPK Holpi melihat langsung gedung MOT ruang operasi/bedah umum di RSUP, Senin (19/6/23).

FKBNEWS.COM, PANGKALPINANG – “Ada Maling Besar Proyek Di Sini” demikian ungkapan Pj Gubernur Suganda yang dirasakan oleh masyarakat Babel bagaikan petir menggelegar di siang bolong. Namun tampaknya Petir itu disinyalir ada keterkaitan dengan sejumlah proyek pengadaan  di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Babel. Sebab, dalam kurung waktu 2 tahun saja, mulai dari 2021 hingga 2022 belanja proyek pengadaan Alat Kesehatan (Alkes) ditambah proyek fisik gedung hampir menembus angka 100 milyar. Ironisnya lagi, hingga saat ini mega proyek tersebut belum juga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Bangka Belitung.

Kendati demikian, Holpi, Wakil Direktur Sarana dan Prasarana RSUP Babel yang merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan PPTK dalam kegiatan tersebut justru membantah kalau ungkapan Maling Besar Proyek itu dikaitkan dengan sejumlah proyek di lingkungan RSU Provinsi.

“Kalau dikaitkan dengan ada maling besar terus terang saya tidak terima, sebab apa, proyek pengadaan Alkes tidak ada masalah hanya saja belum dimanfaatkan terkecuali tidak sesuai spek, mark up dan lainnya, ini kan tidak, semua sudah sesuai spek,” bantah Holpi saat dibincangi sejumlah media di ruangannya di RSUP, Senin (19/6/23).

Terkait Proyek MOT ruang Operasi tahun 2021 yang belum dimanfaatkan, Holpi berdalih jika bagian pelayanan yang belum mau memanfaatkannya. Sedangkan untuk Alkes yang total nilainya mencapai Rp60 miliar lebih itu belum difungsikan karena menunggu perizinan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapetan).

“Bukan tidak namun belum (manfaat, red), kalau Proyek MOT ruang operasi tahun 2021 sumber dana DAK itu sudah diserahterimakan ke bagian pelayanan dan silahkan ke bagian pelayanan kenapa belum difungsikan. Sedangkan pengadaan Alkes tahun 2022 yang sumber dana dari pinjaman SMI juga belum difungsikan karena harus menunggu izin dari Bapetan,” dalihnya.

Holpi tak menafikan jika dirinya juga menjadi incaran dari institusi seragam coklat lantaran belum difungsikannya hasil pengadaan Alkes yang bernilai puluhan miliar rupiah tersebut.

“Terkait dengan proyek pengadaan Alkes ini, terus terang saya menjadi incaran coklat (kejaksaan, red) sebab apa, mereka pernah mengatakan jangan sampai proyek pengadaan Alkes dana pinjaman dari SMI tidak bermanfaat. Betul, proyek pengadaan Alkes dana SMI saya PPK merangkap PPTK itu betul,” akunya.

Diakui Holpi juga, selaku PPK proyek MOT ruang operasi sudah dua kali menjalani pemeriksaan di Polres Bangka. Ia pun menghormati proses penyelidikan yang saat ini sedang dilakukan pihak kepolisian.

“Diklarifikasi saja. Sudah dua kali, mereka (polisi-red) juga sudah cek fisik MOT bersama ahli dari Jakarta. Kita tunggu saja apa hasil dari penyelidikan itu. Kalau ada yang bilang proyek MOT itu masuk ke ranah korupsi tentu saya sudah dijebak namun mudah-mudahan tidak ya. Sekarang kita serahkan ke polisi yang melakukan penyelidikan sebab itu tupoksi mereka dan kita hormati itu,” tukasnya.

Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan RSUP Babel, Melky menyangkal jika disebut proyek MOT ruang operasi sudah diserahterimakan ke bagian pelayanan.

“Tidak ada serahterima, no coment ya,” singkat Melky seraya berlalu dari hadapan wartawan.

Untuk diketahui, di tahun 2021 dan 2022 RSUP Babel telah menghabiskan anggaran yang terbilang fantastis yakni hampir menembus angka 100 milyar. Masing-masing proyek tersebut, di tahun 2021 yakni proyek MOT ruang operasi senilai Rp 6 milyar sumber dana DAK. Sedangkan, di tahun 2022 proyek gedung radioterapi senilai Rp 24 milyar, kemudian proyek pengadaan Alkes senilai Rp 61 milyar yang terdiri dari CitiScan radiologi, Line X ray dan alat lainnya dengan sumber dana pinjaman dari SMI. (Rom).