Beroperasi di Dekat Bibir Pantai, KIP Mitra PT Timah Ancam Kerusakan Objek Wisata dan Terumbu Karang, Anggi : Kami Kroscek Kembali Ya

by -
Sejumlah KIP Mitra PT Timah terlihat beroperasi di dekat bibir Pantai di perairan Sungailiat dan sekitarnya.

FORUMKEADILANBABEL.COM, BANGKA – Kapal Isap Produksi (KIP) yang beroperasi di Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) PT Timah daerah laut Bangka depan Bukit Kuala, Lingkungan Jalan Laut, Kelurahan Matras, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, menuai protes dari berbagai pihak.

Pasalnya KIP yang disinyalir Mitra PT Timah itu beroperasi di dekat bibir Pantai yang kurang  dari satu mil sehingga mengancam keindahan biota laut.

Berdasarkan pantauan di lapangan, terdapat tiga unit kapal isap produksi (KIP) yang beroperasi di (WIUP) milik PT Timah Tbk, Daerah Usaha (DU) 1548 tersebut, bekerja hampir dekat dengan bibir pantai setempat.

Akibat dari operasi penambangan bijih timah yang dekat dengan bibir pantai itu, air laut di sekitaran pantai terlihat mulai mengeruh.

“Iya, pak. KIP-KIP itu awalnya saya lihat kerjanya di dekat Muara Tengkorak, tapi belakangan ini terlihat udah mulai bergeser ke pinggir ke arah [tempat] Karaoke Selera Anda, dan pantai di sekitarnya,” ujar seorang narasumber, Rabu (26/4/2023).

Narasumber berharap pihak PT Timah Tbk dapat segera mengevaluasi dan mengatasi polemik ini, mengingat terdapat tempat wisata masyarakat yang berada di area sekitar pantai di Lingkungan Jalan Laut tersebut.

“Di sini ini kan ada tempat-tempat wisata yang sudah eksis terlebih dahulu, pak. Kalau KIP dibiarkan bebas operasi di seputaran pantai di Jalan Laut dan Bukit Kuala ini, takutnya bakal berdampak mengganggu aktivasi pariwisata setempat. Apalagi imbas dari KIP itu air laut di sekitarnya udah terlihat keruh, dan pastinya terumbu karang di laut itu juga takutnya hancur, pak,” katanya.

Manajer Delocomotief Tongachi Beach Edo Firdaus mengungkapkan keresahannya dengan keberadaan KIP di wilayah tersebut.

“He he lagu lama, pak. Kami sebagai pelaku pariwisata cuma bisa mengimbau agar KIP beroperasinya tidak dekat pantai. Kalau tidak salah harus 1 mil dari bibir pantai,” kata Edo.

Dirinya mengatakan sektor pertambangan dan pariwisata seyogyanya dapat bersinergi secara harmonis, dan tidak saling merugikan satu pihak lainnya, dikarenakan sama-sama memberikan kontribusi untuk negara.

Namun, terkait keberadaan KIP tersebut, dia hanya berharap pihak yang berwenang dapat mengevaluasi kembali supaya pelaku tambang dan pariwisata dapat saling menghargai usaha masing-masing pihak.

“KIP dan kepariwisataan harus bersinergi, karena sama-sama cari sumber keuangan dan pendapatan negara. Kami hanya sebatas bisa mengimbau, pak, karena banyak kepentingan di sana,” paparnya.

Sementara itu, kepala bidang komunikasi perusahaan PT Timah, Anggi Siahaan saat dikonfirmasi berjanji akan mengecek kembali terkait informasi tersebut.

“Terimakasih informasinya, kami kroscek kembali ya, ” tulis Anggi via whatsapp. (red)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *