OPINI
Oleh: Rudy, S.T.
(Wartawan Senior/Redaktur Pelaksana FKBnews.com)
BEBERAPA minggu ini sejumlah media online meramaikan tulisannya menyorot dugaan keretakan hubungan antara Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Dr. (H.C.) H. Hidayat Arsani, S.E, dengan pasangannya yakni Wakil Gubernur (Wagub) Hellyana, S.H. Termasuk soal pemberitaan konon hanya terfokus pada Wagub Hellyana. Padahal baru “seumur jagung” usia pelantikan gubernur dan wakil gubernur Babel terpilih ini, tepatnya 17 April 2025 oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Akibatnya, muncul beragam tanggapan spekulasi yang mengarah ke Plt Kepala Dinas Kominfo Babel saat itu dijabat Adhari sebagai sumber penyebab pemberitaan yang hanya fokus pada Wagub Hellyana – ketimpangan dianggap terjadi. Kritik tajam dari salah seorang anggota DPRD Bangka Belitung, Rina Tarol yang menganggap Plt Kepala Dinas Kominfo Babel tidak memahami tupoksinya dan tidak paham cara kerja Gubernur Hidayat Arsani yang tipenya tidak suka dilayani dengan protokoler. Tak menunggu lama, Plt Kadis Kominfo Babel Adhari-pun akhirnya digantikan dengan sekretarisnya Gusdinar.
Konflik dingin hubungan kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Babel ini sebetulnya hanya sebuah miss komunikasi. Gubernur Hidayat Arsani berangkat dari latar belakang politisi dan pengusaha memiliki ritme kerja yang mungkin berbeda dengan wakilnya Hellyana. Ya, siapa yang tidak kenal dengan Panglima atau Bang Dayat- begitu biasa masyarakat Babel memanggil Gubernur Hidayat Arsani. Pemimpin kini nomor satu di Babel ini dinilai memiliki gaya bicara yang gamblang, tak banyak basa-basi, tapi bagi yang kenal dan memahami, bicaranya yang kerap ceplas-ceplos ibarat cambuk nasehat untuk maju. Hidayat Arsani juga memiliki julukan “Panglima” merupakan diksi yang disematkan kepadanya oleh teman sejawat, kolega bisnisnya termasuk para Birokrat dan pejabat instansi dalam menyapa beliau. Hal ini karena ketegasan dan pengaruhnya. Sepak terjang dan trobosan keberhasilan Hidayat Arsani dalam dunia usaha di Provinsi Babel selama ini tak diragukan lagi sebelum menjabat jadi gubernur.
Sebut saja misalnya pertama kali ia memperkenalkan Budidaya Udang Tambak di Babel yang kemudian diikuti oleh kalangan pengusaha dan masyarakat, pertambangan Timah, mendirikan rumah sakit dan sekolah, memperkenalkan Budidaya Aren yang baik, bahkan di bidang media beliau mendirikan Perusahaan Surat Kabar “Rakyat Pos”. Semua itu diantara keberhasilan bisnis yang dirintisnya dan menjadikan dirinya pengusaha yang kharismatik, punya ketajaman dan visioner soal bisnis usaha, serta pionir. Lewat inisiasinya dalam bisnis usaha, Hidayat Arsani begitu dikenal luas di kalangan masyarakat Bangka Belitung sebagai pebisnis sejati.
Mental dan gaya kerja “tanpa pakem” ini seolah kemudian dibawa Gubernur Hidayat Arsani ke dalam budaya birokrat yang penuh dengan protokoler. Kendati sejatinya pengalamannya menjadi Wakil Gubernur semasa Gubernur Rustam Efendi menjabat, sudah banyak memberikan ilmu bagi Hidayat Arsani bagaimana setiap tindak tanduk Gubernur dan Wakil Gubernur diatur dalam bingkai protokol.
Hampir mirip dalam dunia Orkestra. Di dalam Orkestra ada sebuah istilah dikenal dengan nama Partitur. Partitur ini adalah bentuk tertulis dari sebuah komposisi musik, yang berisi simbol-simbol notasi musik untuk melambangkan nada, ritme atau akar dari lagu itu. Dengan kata lain, Partitur berfungsi sebagai panduan bagi pemain musik terlebih dalam musik Orkestra.
Gubernur Hidayat Arsani tipikal kerjanya turun langsung ke lapangan bahkan sering kali mengundang Forkopimda untuk melihat dari dekat untuk nantinya mengeksekusi proyek atau kegiatan yang selama ini jadi hambatan atau merugikan masyarakat. Sebut saja misalnya, upayanya mengatasi Alur Muara Jelitik Sungailiat yang selama ini merugikan masyarakat terutama nelayan. So, beberapa langkah strategis sudah ia persiapkan. Termasuk rencana pembangunan pelabuhan di Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah lokasi kawasan Eks PT Kobatin yang diharapkan kedepan mendorong terbentuknya Kawasan Industri Ekonomi.
Gubernur Hidayat Arsani selalu memproduksi ide bekerja yang tak pernah berhenti. Setiap hari “melantunkan lagu”, “menyanyi”, “menari”, namun jangan biarkan Gubernur kita ini menari tanpa tabuhan gendang, jangan biarkan ia menari tanpa alunan musik. Dan sebaik-baiknya iringan musik adalah musik Orkestra. Karena musik Orkestra itu semua pemainnya patuh pada aturan, patuh pada regulasi. Kepatuhan itulah yang namanya Partitur tadi. Tidak ada satu pemain pun yang keluar dari Partitur.
Oleh karena itu, sebanyak apa ide serta se-model apa cara Gubernur bekerja sudah sepatutnya didukung oleh OPD dan juga anggota DPRD Babel. Mari bersama menyusun Aransemen yang dituangkan dalam Partitur supaya ide-ide Gubernur Hidayat Arsani bisa terwujud dalam program pembangunan sesuai dengan regulasi dan tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat Bangka Belitung.
Seorang penyanyi dunia sekaligus penulis lagu naratif berkebangsaan Amerika Serikat, Taylor Alison Swift (Taylor Swift) pernah berkata, ” Tidak peduli apa yang terjadi dalam hidup, jadilah orang baik. Menjadi baik kepada orang lain adalah warisan indah untuk ditinggalkan.
Jadi soal Gubernur dan Wakil Gubernur yang diatur oleh protokol, di bawah kepemimpinan Plt Kepala Dinas Kominfo Babel yang baru, Gusdinar, diharapkan jadi babak baru dalam pengelolaan informasi dan komunikasi pemerintah Provinsi Babel era Gubernur Hidayat Arsani-Wagub Hellyana. Pak Gusdinar kini bertindak sebagai Konduktor atau Derigen. Pemain Orkestra Babel era pemimpin sekarang tak lagi diharapkan melahirkan suara sumbang, harus merdu di telinga, hanyut dalam harmonisasi nada dan lagu sehingga siapapun yang mendengar syahdunya lagu berangan-angan muncul harapan baru di Provinsi Babel tercinta ini. Karena semua pemain tunduk dalam aturan musik. OPD taat akan regulasi, masyarakat dan DPRD senantiasa mendukung. Pak Gubernur dan Wakil Gubernur pun akhirnya bisa bekerja dengan plong tanpa terdegradasi oleh pencitraan. Selama bekerja Bapak Gubernur Hidayat Arsani dan Ibu Wagub Hellyana. Bahtera Provinsi Bangka Belitung kami titipkan. Semoga (*).