Tak Memberikan Manfaat, Washing Plant di Desa Penyamun Bernilai Belasan Miliar Disoal Kembali

by -
Puing-puing proyek Washing Plant di Desa Penyamun.(ist)

FKBnews.com, BANGKA – Washing Plant adalah fasilitas digunakan untuk mencuci bahan tertentu, seperti Timah, Kerikil, Bauksit dan lainnya. Secara peruntukan keberadaan Washing Plant sangat membantu pekerjaan, khususnya memisahkan material yang tidak dibutuhkan. Tentunya pendirian Washing Plant sudah direncanakan sedemikian rupa.

Sebelumnya program Washing Plant milik PT. Timah tepatnya di daerah Tanjung Gunung, Kecamatan Pangkalan Baru , Kabupaten Bangka Tengah msnjadikan mantan Dir Op PT. Timah, Alwin Albar dan kroninya sebagai terpidana kasus Tindak Pidana Korupsi ( Tipikor ) . Kasus tersebut ditangani Kejaksaan Tinggi ( Kejati )Bangka Belitung.

Wartawan media ini mencoba menggali informasi seputar program Washing Plant dan PIP PT. Timah. Salah satu dari orang dalam ( Ordal ) yang enggan disebutkan namanya. Menurut keterangan Ordal bahwa peralatan Washing Plant dibuat di pabriksi yang sudah ditentukan.

“Pabrikasi peralatan PIP dan Washing Plant PT. Timah itu ada di Balai Karya dan PT. DAK, Seperti PIP tidak jelas juga programnya sampai sekarang bukan sedikit anggaran dihabiskan. Nah masih ada alat – alat Washing Plant belum terpasang, sedangkan program Washing Plant tidak memberikan manfaat. Pertanyaan mau dikemanakan peralatan yang masih ada sekarang?
Sepengetahuan saya Washing Plant ada 7 titik , coba perhatikan apakah ada yang berhasil sesuai program? Termasuk PIP yang tidak terpakai? Soal PIP ini RSI lebih paham, sayang anggaran sudah miliyaran dikeluarkan program PIP tinggal cerita,” kata Ordal.

Lanjut Ordal kalau ingin mengetahui lebih dalam lagi soal pembuatan alat Washing Plant dan PIP , kordinasi dengan GS saat itu sebagai Kepala perbengkelan Balai Karya PT. Timah, Kini menjabat GM di PT. DAK.

“Kalau ingin mengetahui lebih detail masalah pembuatan alat Washing Plant dan PIP Besi hubungi GS, sekarang sebagai General Manager ( GM ) PT. DAK, karena dulu yang bersangkutan pernah menjabat kepala perbengkelan Balai Karya PT. Timah . Disini lah ( Balai Karya – red ) kalau ingin mengetahui semuanya, mengingat anggaran belasan milyar . Proyek tersebut kalau saya tidak salah bukan lelang tapi Penunjukan Langsung ( PL ). Disini pontensi dugaan adanya permainan pihak logistik, teknis dan proyek. Setau saya perusahaan kala itu PT. Tinpes perusahaan internal, Balai Karya , PT. DAK, ini lah yang seharusnya ditelusuri.,” ujarnya.

Ditanya mengenai kondisi Washing Plant ( WP ) Desa Penyamun yang sudah lenyap , Ordal tersebut mengungkapkan sepengetahuan dirinya WP dimaksud dulunya pernah bejalan.

“Mengenai Washing Plant Desa Penyamun dulu itu seingat saya di Desa Cungfo, tapi kurang tau lah bisa pindah . Namun setau saya WP Desa Penyamun pernah berjalan pada saat itu Wasprod Sungailiat MSD . Nah tapi tidak lama MSD dipindahkan ke Tanjung Gunung, setelah itu saya tidak mengetahui lagi kondisi Washing Plant Desa Penyamun seperti apa. Namun menurut keterangan Wasprod Sungailiat sekarang yakni ADT di media katanya program Washing Plant tidak memberikan manfaat bagi perusahaan,” tutupnya. (Tami)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *