Gizi Buruk Berdampak Pada Produktifitas Nasional dan Memperpanjang Siklus Kemiskinan

by -

Oleh: Qudwah Haseisha Arroudla

(Mahasiswa Prodi D3 Gizi Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang)

Kita sering mendengar ungkapan “Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat”. Ungkapan ini begitu sederhana namun sarat makna. Kesehatan tubuh yang sangat dipengaruhi oleh asupan gizi, merupakan pondasi bagi kualitas hidup yang baik. Oleh karena itu mengapa gizi baik begitu penting, tidak hanya untuk individu, tetapi juga untuk bangsa?

Gizi yang baik sejak dini, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, sangat krusial dalam membentuk tumbuh kembang anak. Kekurangan gizi pada periode ini dapat menyebabkan stunting, yakni kondisi di mana tinggi badan anak lebih pendek dari usianya. Stunting tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik, tetapi juga dapat memengaruhi perkembangan otak dan kemampuan kognitif anak. Bayangkan, generasi penerus bangsa kita tumbuh dengan potensi yang terbatas akibat kekurangan gizi.

Selain stunting, masalah gizi buruk lainnya seperti kekurangan mikronutrien juga menjadi ancaman serius. Kekurangan zat besi misalnya, dapat menyebabkan anemia yang berdampak pada daya tahan tubuh dan kemampuan belajar. Kekurangan yodium dapat mengganggu perkembangan otak dan pertumbuhan fisik.

Dampak dari masalah gizi buruk tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga berdampak pada perekonomian negara. Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki produktivitas yang rendah ketika dewasa. Hal ini tentu saja akan menghambat pertumbuhan ekonomi negara. Selain itu, biaya pengobatan penyakit akibat kekurangan gizi juga menjadi beban yang cukup besar bagi negara.

Lalu, apa yang dapat kita lakukan?

Pemerintah; Pemerintah perlu meningkatkan upaya dalam memberikan akses masyarakat terhadap pangan bergizi, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, dan anak-anak. Program pemberian makanan tambahan, penyuluhan gizi, dan pemenuhan kebutuhan akan air bersih dan sanitasi yang layak harus terus ditingkatkan.

Orang Tua; Sebagai orang tua, kita memiliki peran yang sangat penting dalam menjamin anak-anak mendapatkan asupan gizi yang seimbang. Mulai dari memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan, memberikan makanan pendamping ASI yang bergizi, hingga membiasakan anak makan makanan sehat.

Masyarakat; Kita semua perlu peduli dengan masalah gizi. Mari bersama-sama mengkampanyekan pentingnya gizi baik, mendukung program pemerintah, dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak.

Industri Pangan; Produsen makanan dan minuman perlu memproduksi produk yang bergizi dan aman dikonsumsi. Selain itu, industri pangan juga perlu memberikan informasi yang jelas mengenai kandungan gizi produk mereka.

Tubuh Sehat; Bangsa kuat bukanlah sekadar slogan, melainkan sebuah kenyataan yang harus kita perjuangkan bersama. Gizi buruk tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik dan mental anak-anak kita, tetapi juga berdampak pada produktivitas nasional dan memperpanjang siklus kemiskinan.

Untuk mengatasi masalah gizi, dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, sektor swasta, hingga media massa. Melalui diversifikasi pangan, penguatan sistem kesehatan, pemberdayaan perempuan, dan peningkatan produksi pangan lokal, kita dapat mewujudkan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif.
(Sumber: Dikutib dari berbagai sumber).