Pabrik Minyak Atsiri Diresmikan Pj Gubernur Babel Syafrizal-Direktur PT MSP Harwendro Adityo Dewanto

by -
Direktur PT MSP Harwendro Adityo Dewanto menyapa warga pada acara peresmian pabrik penyulingan minyak atsiri Desa Mapur, Kamis (21/12/2023). Foto: Ist.

BANGKA — Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Syafrizal ZA bersama Direktur PT Mitra Stania Prima Harwendro Adityo Dewanto meresmikan pabrik penyulingan minyak atsiri tanaman sapu-sapu di Desa Mapur Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka, Kamis (21/12/2023).

Pabrik penyulingan minyak atsiri ini merupakan bagian dari program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat (PPM) PT MSP yang dikelola melalui UMKM Mapur Assalam Desa Mapur.

Dalam sambutannya, Pj Gubernur Babel Syafrizal mengapresiasi apa yang telah dilakukan PT MSP. Langkah nyata ini bisa menjadi contoh yang mestinya bisa diikuti perusahaan lain agar menelurkan program-program edukatif kepada masyarakat.

Syafrizal akan mendorong pemerintah provinsi berkomitmen untuk membantu mendongkrak program ini melalui edukasi seperti pemanfaatan lahan untuk menjadi media tanam sapu-sapu dan juga penelitian hingga cara mengemas produk yang bernilai ekonomi baik.

“Saya apresiasi Pak Harwendro dan program ini. Nanti kita bantu edukasi soal *good branding* , kemudian kemasan *eye catching* atau enak dipandang mata. Sehingga produk turunannya bisa bernilai tinggi dan menjadi oleh-oleh dari Bangka Belitung,” papar Syafrizal.

Syafrizal melihat program kolaborasi perusahaan (PT MSP), Pemkab Bangka, Pemdes Mapur dan masyarakat ini sudah sangat baik.

Program ini bisa menjadi jawaban sekaligus jalan keluar lahan pascatambang. Reklamasi lahan bisa dilakukan dengan pemanfaatan menanam tanaman (sapu-sapu) ini.

“Saya merasa cemburu kemarin waktu saya memberi ceramah di kampus saat pulang kampung. Ternyata, ada yang sudah mengekspor minyak atsiri (nilam) ke Perancis sebanyak 4 ton. Artinya, potensi ini (minyak atsiri sapu-sapu) juga terbuka jika konsisten dijalankan,” ungkap Syafrizal.

Sementara itu, Direktur PT MSP Harwendro Adityo Dewanto menjabarkan program PPM pabrik penyulingan minyak atsiri sapu-sapu menjadi bukti komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat.

Perusahaan menggelontorkan anggaran hampir setengah miliar untuk memberdayakan masyarakat melalui program ini.

“Terima kasih Pak Pj Gub, Pak Pj Bupati (Bangka) atas apresiasinya. Kami menyumbangkan hampir Rp500 juta untuk program ini (minyak atsiri sapu-sapu). Dan memang tujuannya untuk memberdayakan ekonomi keberlanjutan kepada masyarakat,” papar Harwendro.

Sepanjang tahun 2023, PT MSP kata Harwendro telag mengucurkan dana PPM hingga Rp1,5 miliar.
Implementasi kegiatan dalam bentuk pembangunan fisik dan lainnya.

Harwendro menekan bahwa perusahaan terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat.
Pembangunan karakter dan mentalitas mandiri masyarakat harus didorong melalui program-program kebermanfaatan seperti ini.

Bahkan, rencananya di tahun 2024 PT MSP akan memperluas program PPM-nya ke beberapa jenis program lainnya yang lebih bersifat universal untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Tahun depan dana PPM akan ditingkatkan dua kali lipat atau sekitar Rp3 miliar. Akan ada rencana agrowisata dan program lain untuk masyarakat,” papar Harwendro.

Kepala Desa Mapur Muhammad Kasiwan mengucapkan terima kasih kepada Direktur PT MSP Harwendro Adityo Dewanto yang telah mempercayakan masyarakatnya melalui UMKM Mapur Assalam untuk mengelola pabrik penyulingan minyak atsiri sapu-sapu.

Kasiwan menjelaskan PT MSP telah benar-benar berkontribusi mendukung mewujudkan program pemberdayaan masyarakat ini. Bantuan perusahaan berupa mobil operasional, mesin penyulingan, bangunan kantor dan lainnya.

“Fasilitas semuanya dibantu PT MSP. Terima kasih Pak Harwendro. Semoga perusahaan (PT MSP) terus konsisten membantu masyarakat dan lancar usahanya,” tutur Kasiwan.

Hadir dalam acara Pj Bupati Bangka M Haris, sejumlah kepada dinas di lingkungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Bangka serta undangan lainnya.

Peresmian ditandai dengan pemotongan pita dan dilanjutkan peninjauan produk turunan minyak atsiri. (tami)