Heboh Dugaan Kekerasan Terhadap Warga Berkebutuhan Khusus Gegara Timah, PT Timah Justru Menyangkal Kejadian Tersebut

by -

FKBNEWS.COM, BANGKA – Heboh soal adanya dugaan tindak kekerasan terhadap Ap warga Matras berkebutuhan khusus oleh oknum TNI beberapa waktu lalu. Kepala Bidang Pengamanan Unit Penambangan Laut Bangka (Kabid PAM UPLB), M Sahudi Yusuf justru membantah terkait adanya kabar perihal kejadian dugaan tindak kekerasan tersebut.

Sebaliknya, dikatakan Sahudi jika kejadian tersebut, Rabu (11/10/2023) sekitar pukul 17.20 WIB di Pos Nelayan, Matras, Sungailiat anggota TNI yang bertugas di lapangan merupakan BKO dari PT Timah dan tidak melakukan suatu tindakan kekerasan apapun terhadap Ap.

“Saya tegaskan bahwa kejadian itu sama sekali tidak ada tindak kekerasan terhadap Ap namun yang dilakukan anggota pengaman kami itu merupakan bentuk tanggung jawab sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur — red),” tegas Sahudi kepada awak media.

Katanya lagi jika Ap sendiri sesungguhnya diduga kedapatan oleh anggota TNI dalam kasus tindak perbuatan pencurian biji timah yang bersumber dari IUP PT Timah.

Lanjutnya, selama ini menurutnya kerap kali hasil produksi biji timah dari IUP PT Timah di wilayah perairan Matras digelapkan atau dicuri. Namun kali ini pihak Bid Pam PT Timah pun akhirnya berhasil menangkap diduga pelaku tindak pencurian sejumlah biji timah milik PT Timah.

Ketika disinggung kembali perihal ada dugaan tindak kekerasan pemukulan terhadap Ap oleh anggota TNI saat kejadian itu pun kembali dibantahnya. Sebaliknya menurut Sahudi jika saat penangkapan pelaku (Ap), Rabu (11/10/2023) sore justru anggota pengaman PT Timah dari anggota TNI justru memegang atau menepuk bagian pundak Ap dengan maksud agar Ap tiarap di tanah guna untuk diperksa oleh anggota.

“Hal ini dilakukan dikarenakan ada seorang lagi teman Ap saat itu sudah kabur dengan membawa sejumlah biji timah,” terang Sahudi.

Setelah diketahui, ternyata Ap merupakan tuna wicara (bisu). Namun demikian hasil pemeriksaan anggota di lapangan ternyata ditemukan sejumlah barang bukti (BB) berupa biji timah basah sebanyak sekitar 40 kilo gram (kg) yang disimpan di perahu dalam kondisi dikemas dalam pelastik merah.

“Nah saat anggota memeriksanya menurut pemilik perahu itu bahwa sejumlah timah basah yang di perahu itu milik pak RT Matras,” terang Sahudi mencoba menceritakan kronologis kejadian.

Meski begitu, Sahudi sangat menyayangkan jika kejadian tersebut kini viral dalam pemberitaan di sejumlah media online justru terkesan pihak PT Timah dan lembaga/institusi TNI tersudutkan.

“Padahal fakta atau realita di lapangan dalam berita sebelumnya justru terkesan dipellintir dan berakibat pembentukan opini negatif di masyarakat, Terlebih dalam masalah ini kan sebelumnya sudah clear dan berdamai,” sesalnya

Dalam kesempatan sama, Asiang selaku pihak CV Jaya Mandiri membantah keras terkait pemberitaan di sejumlah media online sebelumnya, alasannya lantaran pemberitaan tersebut dianggapnya sangatlah merugikan ia sendiri termasuk perusahaannya (CV Jaya Mandiri)

“Terus terang saya sangat dirugikan dalam pemberitaan sebelumnya. Faktanya sangat tidak sesuai apa yang terjadi di lapangan. Rencananya saya akan melakukan upaya hukum dalam masalah ini. Saya akan tuntut pihak-pihak yang saya anggap merugikan tersebut,” tandas Asiang.

Sebelumnya dilansir dari sejumlah media online, Malang nasib yang dialami Apri, warga Matras berkebutuhan khusus ini harus menerima perlakuan tak pantas dari oknum TNI, yang disebut warga petugas pengamanan CV. Jaya Mandiri.

Apri dipiting diseret dan diintimidasi oleh oknum anggota TNI yang belum diketahui namanya tersebut, lantaran dituding menyembunyikan bijih Timah. Perbuatan oknum TNI yang disebut-sebut tim pengamanan CV. Jaya Mandiri tersebut, disaksikan oleh puluhan mata penambang dan nelayan di Pantai Matras.

Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun, peristiwa naas tersebut terjadi pada Rabu (11/10/23) sore. Apri yang sore itu baru turun dari perahu, memegang segenggam bijih Timah. Baru beberapa langkah menginjakkan kakinya di pantai, dari kejauhan, sebuah mobil meluncur menuju ke arah Apri.

Setelah berhenti beberapa meter dari Apri, seorang pria oknum TNI turun dan mendatangi Apri. Tanpa basa basi, oknum TNI tersebut, memiting leher Apri, sembari menghardik dan menyeret tukang parkir perahu nelayan di Matras tersebut.

“Di mana kau sembunyikan Timah?” hardik oknum tersebut, dengan puluhan pasang mata yang menyaksikan insiden tersebut.

Apri yang merupakan seorang tuna wicara (bisu) tersebut, hanya bisa pasrah diperlakukan sedemikian rupa. Menyadari perbuatannya disaksikan dan didengar oleh banyak orang, oknum TNI tersebut akhirnya pergi meninggalkan Apri yang kesakitan memegang lehernya.

Merasa perbuatan para oknum TNI yang menjadi petugas keamanan CV. Jaya Mandiri tersebut, akhirnya Apri, dengan ditemani beberapa penambang dan nelayan, mendatangi penasihat hukum, Budiyono. SH.

“Betul tadi mereka datang ketemu saya. Apri ditemani oleh JN dan LN, yang rencananya meminta saya mendampingi untuk membuat laporan ke Polisi Militer di Pangkalpinang. Informasi dari warga, oknum merupakan anggota TNI di Korem 045/Garuda Jaya. Jadi ini perbuatan yang tidak selayaknya, maka harus dilaporkan,” terang Budiyono kepada wartawan, Sabtu (14/10/23) siang.

“Pertanyaan lainnya, mengapa TNI harus turun tangan melakukan pengamanan? Bukankah tupoksi TNI bukan itu. Jangan jadikan Matras seperti Daerah Operasi Militer. Masalah ini akan kita pelajari, untuk kemudian dilapor Polisi Militer (PM) di Pangkalpinang. Jangan ada rakyat yang dianiaya, atau diintimidasi oknum TNI, apalagi warga dengan keterbatasan fisik. Tadi korbannya saya suruh berobat sekalian visum. Karena korbannya merasa pusing usai kejadian kemarin,” sambung Budiyono.

Sementara itu, masyarakat mulai bereaksi atas ulah para oknum TNI yang terkesan arogan. Jumat (13/10/23) petang kemarin, puluhan penambang mendatangi pos penimbangan CV. Jaya Mandiri. Warga meminta CV pelaksana program Sisa Hasil Produksi (SHP) PT. Timah tersebut menghadirkan oknum TNI yang sudah melakukan kekerasan terhadap Apri.

“Ada puluhan penambang yang kemarin mendatangi pos penimbangan, mereka juga mulai gerah dengan pihak CV. Jaya Mandiri, yang menggunakan oknum TNI dari Korem sebagai pengamanan di Matras. Makanya mereka meminta dihadirkan. Tapi oknumnya tidak datang,” ujar Sbn, salah seorang penambang, Sabtu (14/10/23) sore.

Terpisah, Asiang, yang disebut-sebut sebagai pemegang SPK SHP PT. Timah di kawasan Matras, saat dikonfirmasi, belum memberikan respon. Begitu pula dengan pihak Korem 045/Garuda Jaya, yang dikonfirmasi melalui Kapenrem belum memberikan respon saat dikonfirmasi terkait masalah ini.(tami/berbagai sumber).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *