Merawang, UBB— Rektor Universitas Bangka Belitung (UBB) Dr. Ibrahim, M,Si menyebutkan, hakikat dari Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) adalah dengan mengenalkan dan beradaptasi dengan lingkungan baru di dunia pendidikan tinggi. Dalam pelaksanaan PKKMB UBB 2022 ini, tidak ada namanya perpeloncoan dan dehumanisasi, tidak ada istilah kasta dan senioritas di dalam dunia perkuliahan.
“Jika ada yang merasa dirugikan atau tidak sesuai dengan prosedur selama pelaksanaan PKKMB ini, silahkan melaporkan melalui layanan aduan yang telah di sediakan oleh universitas atau bisa langsung melalaui IG pribadi, karena dalam PKKMB tidak ada istilah perpeloncoan. Setelah para peserta dinyatakan sebagai mahasiswa, anda memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti mahasiswa lainnya,” ungkap Dr. Ibrahim, M.Si dalam sambutannya saat membuka acara pelaksanaan PKKMB UBB 2022 di Balai Besar Peradaban (BBP), Senin (8/8/22).
Dengan mengusung tema “Membangun Generasi Unggul yang Adaptif, dan Berdaya Saing Berlandaskan Mental, Moral dan Intelektual di Era Transformasi Merdeka Belajar – Kampus Merdeka”,
PKKMB 2022 di ikuti oleh 1942 peserta, dengan 1937 mahasiswa baru dan 5 orang peserta lama yang belum mengikuti PKKMB. Dengan rinciannya Fakultas Teknik 660 Mahasiswa, Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi 406 Mahasiswa, Fakultas Ekonomi 434 Mahasiswa, Fakultas Hukum 181 Mahasiswa, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 261 Mahasiswa.
Waktu pelaksanaan PKKMB tahun ini dilakukan selama lima hari, mulai tanggal 8 Agustus – 12 Agustus 2022, dengan sistem Hybrid. Dua hari secara online dan tiga hari secara offline.
Dr. Ibrahim, M.Si menjelaskan, kegiatan ini bisa menjadi pondasi bagi maba untuk mengenali, mengidentifikasi dan memahami bagaimana kita menjadi bagian dari UBB.
“UBB mengenalkan PKKMB, konsepnya agak berbeda dengan format bertahun-tahun lalu. Seperti himbauan Pak Dirjen yang mengatur PKKMB, tujuan utamanya adalah untuk mengenalkan kehidupan kampus agar mahasiswa cepat beradaptasi dengan lingkungan kampus dan lingkungan pendiidikan tinggi, karena dunia kampus berbeda antara SMA/MA,” jelasnya.
Selain itu, salah satu keberhasilan PKKMB adalah diukur seberapa jauh mahasiswa dapat memahami konsep Pendidikan di perguruan tinggi. Salah satu yang di tekankan adalah bisa dapat belajar dengan baik, bisa beradaptasi dengan baik, serta bisa lulus dengan baik.
“Tidaklah mudah menjadi bagian dari mahasiswa UBB, dimana ada jalur SNMPTN lebih kurang 40% diantaranya menyeleksi secara akademik, kemudian ada jalur SMBPTN, SMMPTN BARAT dan jalur SMM UBB. Melalui jalur ini tentunya para mahasiswa melewati fase seleksi yang ketat dan banyak mahasiswa yang berharap menunggu hasil kelulusan,” tambahnya.
Dalam sambutanya Dr.Ibrahim, M.Si juga menyingung tagline UBB sebagai kampus #unggulmembangunperadaba, yang mana asalnya dari kata adab atau secara sederhana akhlak, bisa juga estetika nilai dan keluhuran budi.
Hingga jika kita berbicara mengenai adab dan peradaban kita berbicara mengenai kebudayaan yang bernilai tinggi yang memenuhi syarat-syarat akhlak yang baik, norma-norma kesusilaan dan kesopanan yang tersistem. Jangan samakan UKT dengan istilah peradaban. Selain itu ada juga tagline #kampuskite, tentunya memiliki makna bahwa kitalah pemilik kampus ini dan jangan sampai kita yang merusaknya.
“Disisi lain, kampus kite menandakan bahwa UBB milik kita bersama dan semua harus merasa memiliki kampus kite contoh bagi mahasiswa dengan kepemilikian kampus adalah dapat mencapai prestasi-prestasi besar yang kemudian dikenal sampai jajaran nasional,” ujarnya.
Dr. Ibrahim, M.Si juga menekankan, sejak pertama kali memilih UBB tekankan apa tujuan anda memilih UBB dan kuliah di UBB.
“Tujuan utama anda adalah menjadi ilmuan muda, sarjana, diploma dan kemudian magister. Salah satu keberhasilan PKKMB adalah jika mahasiswa lulus tepat waktu,” tutupnya.
Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. melalui rekaman video menyebutkan, Senang sekali bisa menyapa mahasiswa baru yang akan mengalami masa pengenalan kehidupan kampus. Dalam fase dunia perkuliahan, para mahasiswa jauh lebih leluasa untuk memilih minat dan bakatnya agar dapat menentukan arah masa dapan dirinya sendiri. Terlebih lagi, pada saat ini adanya program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang telah berjalan kurang lebih dua tahun serta telah diikuti ratusan ribuan mahasiswa.
“Saya yakin adek-adek tidak akan melewatkan serunya belajar di luar kampus, mulai dari magang dan studi independent bersertifikat, project riset, project kemanusian dan project wirausahaan. Kemudian ditambah lagi dengan mengajar di daerah 3T dan sampai ikut pertukaran mahasiswa di dalam dan luar negeri,” ujarnya.
Selain program belajar di luar kampus, Kemendikbudristek juga memiliki program praktisi mengajar yang baru diluncurkan tahun ini, dengan mendatangkan pengajar berpengalaman untuk memberikan pengetahuan kepada para mahasiswa.
“Dengan adanya program ini, dapat membantu para mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakatnya. Mau jadi apapun kita di masa depan, semua dilakukan mulai dari sekarang ini, jangan takut mencoba sampai berhasil dan sukses,” tambahnya lagi. (Humas UBB)