Penulis: Rudy
FKBNews.com, MENTOK, — Karir Kasatlantas Iptu Tri Farina yang baru sekitar dua minggu bertugas di Mapolres Bangka Barat (Babar) saat ini diujung tanduk. Keputusan ini menyusul hasil pemeriksaan yang akan dilakukan Kabid Propam Polda Bangka Belitung, Kombes Ferdy atas perintah Kapolda Irjen Pol Hendro Pandowo setelah kasus ini dinyatakan sebagai masalah serius.
Kasatlantas Iptu Tri Farina dalam Giat Ops Keselamatan Menumbing 2025, di perempatan Komplek Pemkab Bangka Barat, Kamis, (13/2/25), tiba-tiba merampas HP seorang wartawan bernama Agus Ervanto dari media Wow Babel yang sedang meliput. Tak sampai disitu tindakan kasatlantas juga diiringi dengan menghapus seluruh gambar dan rekaman video hasil liputan giat tersebut.
Sontak, perlakuan ini mendapat kecaman dari para wartawan di Bangka Belitung termasuk organisasi wartawan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) tempat dimana Agus Ervanto bernaung.
“Bagi saya ini masalah serius dan saya marah besar sehingga saya panggil Kabid propam untuk memeriksa, ” ujar Kapolda Bangka Belitung Irjen Pol Hendro Pandowo di ruang kerjanya yang segera menyampaikan permohonan maaf kepada korban, AJI serta seluruh awak media beberapa saat setelah menerima informasi kejadian.
Kapolda juga mempersilahkan para wartawan untuk mengupdate hasil pemeriksaan dari Kabid Propam Polda Babel kepada Iptu Tri Farina.
“… saya akan bertindak tegas, saya panggil Kabid Propam Kombes Ferdy untuk melakukan pemeriksaan, nanti hasil pemeriksaannya silahkan untuk update kembali, ” ujar Kapolda mempersilahkan kepada para wartawan mengikuti perkembangan hasil pemeriksaan.
Sementara itu usai kejadian, beredar kabar jika Kasatlantas Iptu Tri Farina sudah meminta maaf kepada korban Agus Ervanto. Namun upaya permintaan maaf itu menurut sejumlah wartawan, belum mewakili sepenuhnya.
“Kalau sama korban itu namanya permintaan maaf secara person, sementara yang dilecehkan ini profesi Jurnalis. Seharusnya kasatlantas meminta maaf kepada seluruh wartawan itu sebagai bukti keseriusan menyikapi atensi Pak Kapolda, ” celutuk seorang wartawan. (Editor: Romli)
